Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan IHSG beberapa hari terakhir berpotensi tertahan setelah kemarin, Selasa (9/8/2022) ditutup menguat 0,2 persen ke level 7.102.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan kombinasi jatuhnya Indeks DJIA sebesar 0,18 persen disertai turunnya harga beberapa komoditas seperti nikel turun dihari kedua sebesar 0,53 persen dan timah turun dihari kedua sebesar 0,63 persen menjadi beban bagi gerak IHSG.
Selain itu, hal tersebut terjadi di tengah mulai merangkak naiknya yield Obligasi AS tenor 10 tahun, semakin menambah faktor penahan IHSG untuk menguat tipis.
Baca Juga
“Padahal seharusnya IHSG bisa menguat lebih besar karena didorong katalis penguatan EIDO sebesar 0,38 persen serta naiknya harga beberapa komoditas seperti batu bara 4,02 persen, minyak 0,05 persen, emas 0,28 persen serta CPO menguat 1,03 persen,” kata Edwin dalam riset harian.
Edwin memperkirakan IHSG pada hari ini bisa bergerak dalam rentang 7.061 – 7.134. Sementara itu, rupiah bisa bergerak di kisaran Rp14.830 - Rp14.890 per dolar AS.
Saham yang menjadi pilihan hari ini ada INCO, ANTM, TINS, ADMR, AKRA, EMTK, BBNI, CTRA, AGII, ADRO, ITMG, BMRI, ACES, HRUM, hingga BBRI.
IHSG kembali dibuka melemah 0,80 persen atau 56,70 poin ke level 7.046,17. IHSG bergerak antara 7.086,83-7.021,67. Sebanyak 178 saham naik, 294 turun dan 189 tidak berubah.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB, IHSG parkir pada posisi 7.040,56 atau melemah 0,88 persen. Tercatat, 192 saham menguat, 290 saham melemah dan 172 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.269,05 triliun.
IHSG, pada pembukaan pagi ini, melemah 0,42 persen atau 29,49 poin ke level 7.073,38.