Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah, Efek Dolar AS Menguat

Nilai tukar rupiah hari ini terpantau dibuka melemah 36 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.930,00, di tengah tekanan dolar AS terhadap mata uang Asia.
Nilai tukar rupiah hari ini terpantau dibuka melemah 36 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.930,00, di tengah tekanan dolar AS terhadap mata uang Asia. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nilai tukar rupiah hari ini terpantau dibuka melemah 36 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.930,00, di tengah tekanan dolar AS terhadap mata uang Asia. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (8/8/2022). Bersamaan dengan itu, mayoritas mata uang lain di kawasan Asia turut turun pada pagi ini.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau dibuka melemah 36,00 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.930,00 per dolar AS. Sementara, indeks dolar AS terpantau menguat tipis 0,01 persen ke posisi 106,6300.

Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia lain yang dibuka melemah diantaranya peso Filipina yang melemah 0,66 persen, won Korea Selatan turun 0,45 persen, dolar Taiwan turun 0,27 persen, dan yen Jepang yang turun 0,20 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, mata uang baht Thailand dibuka menguat 0,14 persen dan dolar Hongkong naik tipis 0,0001 poin atau 0,00 persen terhadap dolar AS pagi ini.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, dolar AS mencoba menguat untuk menutup beberapa kerugian besar dan kuat sesi sebelumnya menjelang rilis laporan ketenagakerjaan bulanan AS yang diawasi secara luas.

“Fokus utama hari Jumat adalah laporan pekerjaan AS bulan Juli, yang akan memberikan petunjuk tentang bagaimana perekonomian AS berjalan,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Jumat (5/8/2022).

Ibrahim mengatakan ekonom memperkirakan nonfarm payrolls meningkat 250.000 bulan lalu, dalam pertumbuhan melambat dari 372.000 pekerjaan di bulan Juni. Hal tersebut ungkapnya akan menandai ekspansi gaji ke-19 bulan berturut-turut tetapi akan menjadi peningkatan terkecil dalam rentang itu.

Dia juga mengatakan bahwa sejumlah pejabat tinggi The Fed telah mengambil nada hawkish dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan bahwa bank sentral masih fokus untuk menjinakkan inflasi dan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan datang.

Di sisi lain, bank sentral Inggris diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, terbesar sejak 1995, menjadi 1,75 persen, yang merupakan level tertinggi sejak akhir 2008 pada awal krisis keuangan global.

Sementara itu dari domestik, Ibrahim menyampaikan banyak ekonom yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2022 akan berkisar 4,88 persen sampai 5,2 persen year on year (yoy).

Namun dalam rilis hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II/2022 mencapai 5,44 persen yoy. Capaian tersebut meningkat bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di level 5,01 persen.

“PDB Kuartal Kedua 2022 yang berhasil melesat jauh di atas ekspektasi pasar sebagai pertumbuhan super impressive yang berasal dari booster Ramadan dan Idul Fitri,” jelasnya.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah hari ini, akan berfluktuatif dan kembali ditutup menguat di rentang Rp14.870 - Rp14.920.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper