Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi Tembus 7.400 Ditopang PDB dan Saham Komoditas

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 tercatat mencapai 5,44 persen secara tahun (year-on-year/yoy) berpotensi mendorong IHSG dan saham komoditas.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal II/2022 tercatat mencapai 5,44 persen secara tahun (year-on-year/yoy) berpotensi mendorong IHSG dan saham berbasis komoditas.

Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial menyebut pertumbuhan ekonomi indonesia pada kuartal II/2022 melebihi ekspektasi meski tidak begitu mengejutkan. Hal ini karena booming commodity price seperti batu bara, sawit, nikel, dan timah mengangkat daya beli konsumen.

"Khususnya di daerah penghasil komoditas seperti di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi yang mana loan growth dan NPL (Non-Peforming Loan) perbankan yang paling robust dibanding Jawa dan Bali," ujar Janson kepada Bisnis.com pada Jumat (5/8/2022).

Lebih lanjut, Janson menyebut pertumbuhan ekonomi terliaht dari pencapaian pertumbuhan ekspor secara year-on-year (YoY) di kuartal II/2022 mencapai 19,8 persen dan pertumbuhan impor yang mencapai 12 persen. Hal ini lantas juga membuat household consumption tumbuh 5,5 persen.

Hal-hal tersebut dikatakan Janson membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh di 2H-2022. Janson juga menyebut IHSG akan lanjut berkembang sekitar 18 sampai 25 persen.

Janson memprediksi IHSG dapat menuju area 7.300-7.400 menjelang akhir tahun. "Capital inflow asing ytd (year-to-date) terhadap IHSG tertinggi dibanding negara emerging market," ujar Janson.

Janson kemudian menyebut IHSG akan ditopang oleh sektor perbankan. Ia merekomendasi agar melakukan Buy on Weakness (Bow) BBRI sebanyak 4.100; BMRI 8.200; ADRO 3.100 dan UNTR 29.000.

Sementara untuk sektor komoditas dan telekomunikasi Janson memberi rekomendasi untuk membeli sampai batas tertentu seperti BoW pada TLKM seharga 4.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper