Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal II/2022 tercatat mencapai 5,44 persen secara tahun (year-on-year/yoy) berpotensi mendorong IHSG dan saham berbasis komoditas.
Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial menyebut pertumbuhan ekonomi indonesia pada kuartal II/2022 melebihi ekspektasi meski tidak begitu mengejutkan. Hal ini karena booming commodity price seperti batu bara, sawit, nikel, dan timah mengangkat daya beli konsumen.
"Khususnya di daerah penghasil komoditas seperti di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi yang mana loan growth dan NPL (Non-Peforming Loan) perbankan yang paling robust dibanding Jawa dan Bali," ujar Janson kepada Bisnis.com pada Jumat (5/8/2022).
Lebih lanjut, Janson menyebut pertumbuhan ekonomi terliaht dari pencapaian pertumbuhan ekspor secara year-on-year (YoY) di kuartal II/2022 mencapai 19,8 persen dan pertumbuhan impor yang mencapai 12 persen. Hal ini lantas juga membuat household consumption tumbuh 5,5 persen.
Hal-hal tersebut dikatakan Janson membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh di 2H-2022. Janson juga menyebut IHSG akan lanjut berkembang sekitar 18 sampai 25 persen.
Janson memprediksi IHSG dapat menuju area 7.300-7.400 menjelang akhir tahun. "Capital inflow asing ytd (year-to-date) terhadap IHSG tertinggi dibanding negara emerging market," ujar Janson.
Baca Juga
Janson kemudian menyebut IHSG akan ditopang oleh sektor perbankan. Ia merekomendasi agar melakukan Buy on Weakness (Bow) BBRI sebanyak 4.100; BMRI 8.200; ADRO 3.100 dan UNTR 29.000.
Sementara untuk sektor komoditas dan telekomunikasi Janson memberi rekomendasi untuk membeli sampai batas tertentu seperti BoW pada TLKM seharga 4.200.