Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada akhir perdagangan Rabu (3/8/2022) setelah data cadangan minyak AS mengisyaratkan permintaan yang melambat. Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyetujui sedikit peningkatan produksi pada September.
Dilansir Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 4 persen atau US$3,76 ke US$90,66 per barel di New York, level terendah sejak Februari 2022. Adapun minyak Brent untuk pengiriman Oktober turun US$3,76 ke US$96,78 per barel.
Laporan pemerintah AS yang bearish menyeret harga lebih rendah karena stok minyak mentah naik lebih dari 4 juta barel, sementara permintaan bensin turun di bawah level tahun 2020 secara rata-rata musiman empat pekan terakhir.
Data tiba setelah OPEC dan sekutunya atau OPEC+ memutuskan menaikkan pasokan hanya 100.000 barel per hari pada September mendatang, menyusul prospek perlambatan permintaan. OPEC mengatakan mereka khawatir bahwa potensi resesi di AS dan lockdown Covid-19 di China akan menurunkan permintaan.
Pedagang energi senior CIBC Privatge Wealth Management Rebecca Babin mengatakan angka konsumsi bensin AS telah diawasi dengan ketat oleh pasar untuk mengetahui posisi konsumsi.
"Ada harapan setelah data minggu lalu bahwa data permintaan Juli yang lemah berbalik arah. Rilis pekan ini akan menahan pembeli,” ungkapnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (3/8/2022).
Baca Juga
Penambahan pasokan global OPEC yang melandai datang karena minyak menetap di level terendah dalam enam bulan, mengembalikan semua penguatan sejak Rusia memulai serangan ke Ukraina.
Pada saat yang sama, investor terus khawatir tentang perlambatan ekonomi global dan tanda-tanda bahwa beberapa kekuatan ekstrim di pasar minyak mentah selama beberapa bulan terakhir akan mereda.