Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Naik, Pasar Menanti Hasil Pertemuan OPEC+

OPEC+ diperkirakan akan bertemu pada Rabu untuk membahas strategi produksi pada mendatang.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik tipis kurang dari 1 persen pada akhir perdagangan Selasa (2/8/2022) waktu setempat menjelang pertemuan produsen OPEC+ minggu ini. 

Pertemuan tersebut kemungkinan tidak akan mendorong lebih lanjut pasokan minyak mentah di tengah kekhawatiran resesi global yang dapat membatasi permintaan bahan bakar.

Mengutip Antara, Rabu (3/8/2022) Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman pada September bertambah 53 sen atau 0,6 persen menjadi menetap di US$94,42 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman pada bulan Oktober naik 51 sen atau 0,5 persen menjadi ditutup pada US$100,54 per barel di London ICE Futures Exchange.

Selain itu, juga sedikit menopang harga minyak adalah ekspektasi para analis bahwa persediaan minyak mentah AS turun sekitar 600.000 barel pekan lalu.

American Petroleum Institute (API) akan mengeluarkan laporan persediaan minyak AS pada pukul 20.30 GMT dan Badan Informasi Energi AS (EIA) akan melaporkan persediaan minyak pada Rabu pukul 14.30 GMT.

Para pedagang melihat ke Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok itu diperkirakan akan bertemu pada Rabu untuk membahas strategi produksi pada masa depan.

"Pedagang energi makin yakin bahwa OPEC+ akan menolak seruan untuk meningkatkan produksi mereka," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.

Di samping itu, juga mempersuram pasar adalah kekhawatiran bahwa kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan akan meningkatkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Negara ini menempatkan militernya dalam siaga tinggi dan mengatakan akan meluncurkan operasi militer yang ditargetkan sebagai tanggapan atas kunjungan tersebut.

Pada Senin (1/8), harga minyak turun tajam dengan patokan minyak mentah AS dan Brent masing-masing terpuruk 4,8 persen dan 3,8 persen karena investor makin khawatir bahwa perlambatan pertumbuhan global akan merugikan permintaan energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper