Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten dengan kapitalisasi pasar besar atau big caps di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melaporkan hasil kinerja sepanjang semester I/2022. Dari emiten-emiten tersebut, analis menilai terdapat beberapa saham yang menarik untuk dicermati.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, sejauh ini kinerja kuartal II/2022 emiten big caps rata-rata membukukan kinerja outperform, terutama sektor perbankan dan komoditas batu bara.
"Kami lihat PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Astra International Tbk. (ASII) memiliki kinerja diatas rata-rata pertumbuhan historisnya, sehingga bisa dikatakan out perform," kata Pandhu, dihubungi Senin (1/8/2022).
Pandhu menjelaskan, BBCA membukukan kenaikan laba 24 persen sepanjang semester I/2022. Meskipun tidak sekencang big caps perbankan yang lain, tetapi, konsistensi kinerja masih menjadi salah satu yang terbaik.
Sementara itu, ASII juga membukukan pertumbuhan laba yang kuat, naik 105 persen dibanding tahun lalu, didorong kuatnya kinerja dari anak-anak usahanya.
"Sejauh ini kami menyukai sektor perbankan untuk dikoleksi mengingat kinerja yang kuat, dan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik tentunya akan terus mendorong kinerja positif sektor ini," tuturnya.
Baca Juga
Namun, lanjut Pandhu, investor perlu memperhatikan juga jika nantinya BI mulai menaikkan suku bunga, dapat berdampak pada penyaluran kredit yang tidak sekuat sebelumnya, bahkan bisa meningkatkan non-performing loan (NPL) jika kondisi ekonomi melemah.
Selain perbankan, Pandhu menyebut sektor komoditas masih memberikan kinerja yang cukup bagus, terutama terkait batu bara. Pasalnya, hingga saat ini harga batu bara masih di area tertinggi sepanjang sejarah.
Menurut Pandhu, hal ini membuat laba para emiten penghasil batubara melesat jauh melampaui kinerja historisnya.
"Semakin besar laba tentunya semakin menarik bagi para investor karena bisnis batu bara yang di masa depan dianggap tidak prospektif, masih dapat memberikan kontribusi signifikan hingga saat ini," ucapnya.
Menurutnya, besarnya laba yang diperoleh emiten batu bara ini dapat menjadi bekal penting untuk mendanai transformasi yang emiten-emiten batu bara tersebut lakukan. Selain itu, Pandhu menilai potensi pembagian dividen juga tidak kalah menarik bagi para investor.
Hanya saja, kata Pandhu, kondisi harga batu bara yang tinggi tersebut juga merupakan suatu risiko, karena cepat atau lambat akan mengalami koreksi ke range normal ketika pasokan dan kebutuhan sudah semakin seimbang.
Di sektor ini, Investindo Nusantara Sekuritas merekomendasikan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) sebagai top picks.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.