Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Tutup Juli dengan Perkasa, Rp14.834 per Dolar AS

Selain rupiah, mayoritas mata uang lain di kawasan Asia terpantau turut perkasa seperti yuan China yang menguat 0,26 persen.
Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup menguat pada Jumat (29/7/2022). Pada saat yang sama, indeks dolar AS melanjutkan pelemahannya setelah data ekonomi AS memperlihatkan penurunan ekonomi pada kuartal II/2022.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda menguat 0,59 persen atau naik 87,5 poin sehingga parkir di posisi Rp14.834 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS pada pukul 15.00 WIB terpantau melemah 0,666 poin atau 0,63 persen ke level 105,570. 

Mayoritas mata uang lain di kawasan Asia terpantau turut menguat seperti yuan China yang menguat 0,26 persen, yen Jepang naik 1,02 persen, dan baht Thailand menguat 0,88 persen.

Mata uang Asia lain yang menguat adalah peso Filipina sebesar 1,23 persen, rupee India 0,68 persen, dan dolar Singapura menguat 0,13 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya menyebutkan dolar turun ke level terendah dalam enam minggu mengikuti penurunan hasil Treasury setelah data menunjukkan ekonomi AS kembali terkontraksi. Situasi ini memicu spekulasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku secara agresif seperti yang diperkirakan sebelumnya.

PDB AS pada kuartal II/2022 turun 0,9 persen yoy, melanjutkan kontraksi sebesar 1,6 persen pada kuartal I/2022.

“Dua kuartal kontraksi berturut-turut secara luas dipandang oleh para ekonom sebagai sinyal resesi teknis,” kata Ibrahim, Jumat (29/7/2022).

Sebelumnya pada Rabu (27/7/2022), The Fed kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 2,25-2,5 persen sebagaimana diharapkan pasar. Ketua The Fed Jerome Powell menilai Amerika Serikat tidak berada dalam resesi jika mengacu pada pasar tenaga kerja.

Tren kenaikan suku bunga pada bulan-bulan berikutnya berikutnya kemungkinan tidak seagresif sebelumnya, sehingga pasar finansial sedikit stabil dan kembali tenang.

Dari dalam negeri, ekonomi Indonesia tetap bergerak positif. Ibrahim mengatakan Indonesia justru muncul sebagai kekuatan baru ketika banyak negara mengalami gejolak.

“Ini sesuai dengan perkiraan dari IMF, Bank Dunia maupun ADB yang memprediksi ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh di atas 5,2 persen,” katanya.

Adapun pekan depan, Senin (1/8/2022), Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka berfluktuatif dan ditutup menguat di rentang Rp14.810-Rp14.860.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper