Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra International Tbk. (ASII) mengantongi laba bersih senilai Rp18,17 triliun pada semester I/2022, termasuk Rp3,17 triliun dari keuntungan nilai wajar pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Alhasil, laba Astra pun bisa melampaui BCA yang membukukan Rp18 triliun.
Realisasi laba bersih ASII itu telah melampaui prapandemi sekaligus mencetak rekor tertinggi yang diraih perseroan pada periode Januari—Juni. Rekor laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk itu mencerminkan lonjakan 106 persen dari capaian Rp8,83 triliun pada semester I/2021.
Tanpa memperhitungkan keuntungan nilai wajar atas investasi di GOTO, laba bersih ASII sebesar Rp14,46 triliun atau tumbuh 64 persen secara tahunan.
Capaian itu melampaui realisasi laba bersih tertinggi periode yang sama dalam 10 tahun terakhir yang dikantongi ASII pada semester I/2020 senilai Rp11,37 triliun.
Moncernya laba bersih emiten berkode saham ASII itu sejalan dengan pendapatan bersih yang meningkat 34 persen year-on-year (YoY) dari Rp107,39 triliun menjadi Rp143,69 triliun pada semester I/2022. Pendapatan itu menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra International, mengungkapkan semester pertama tahun 2022, grup Astra mencatatkan kinerja yang baik pada hampir semua divisi bisnis, didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan.
Baca Juga
"Kinerja Grup Astra untuk sisa tahun ini diperkirakan akan tetap kuat, meskipun diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliputi ketidakpastian,” papar, Kamis (28/7/2022).
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2022 sebesar Rp4.541, meningkat 7 persen dibandingkan pada 31 Desember 2021.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp33,6 triliun pada 30 Juni 2022, dibandingkan Rp30,7 triliun pada akhir tahun 2021.
Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra mencapai Rp35,9 triliun pada 30 Juni 2022 dibandingkan Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2021.
Jika dirinci, laba bersih grup meningkat secara signifikan pada semester I/2022 dikontribusi terutama karena pertumbuhan signifikan pada grup alat berat, pretambangan, konstruksi, dan energi yang naik 131 persen menjadi Rp6,19 triliun dari Rp2,68 triliun.
Sementara itu, lini bisnis otomotif menghasilkan laba bersih sebesar Rp4,27 triliun naik 29 persen pada Semester I/2022 ini.
Dilanjut dengan peningkatan pada lini bisnis jasa keuangan yang naik 36 persen menjadi Rp2,9 triliun dari Rp2,13 triliun pada semester I tahun lalu.
Setelah itu, berturut-turut laba bersih grup agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, masing-masing sebesar Rp645 miliar naik 25 persen, Rp353 miliar naik 288 persen, dan Rp24 miliar naik 71 persen. Di sisi lain, laba bersih lini bisnis properti turun 12 persen menjadi Rp73 miliar.
Laba Astra berhasil melampaui BCA, bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan entitas anak berhasil membukukan laba bersih laba bersih sebesar Rp18,0 triliun di semester I/2022, atau tumbuh 24,9 persen secara tahunan.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan tersebut didorong pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama semester I/2022, yakni naik 5,3 persen yoy menjadi Rp29,8 triliun.
Jahja menyampaikan pendapatan selain bunga tumbuh 8,9 persen yoy menjadi Rp11,1 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,0 persen yoy. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp40,9 triliun atau naik 6,3 persen yoy.
“Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp2,8 triliun dibandingkan tahun lalu. Didukung oleh pencapaian-pencapaian positif tersebut, laba bersih BCA naik 24,9 persen yoy menjadi Rp18,0 triliun,” kata Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja secara daring, Rabu (27/7/2022).