Bisnis.com, JAKARTA - Grup konglomerasi Astra, mengalami pertumbuhan kinerja signifikan sepanjang Semester I/2022. Sejumlah lini bisnis termasuk induknya menarik diperhatikan.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan kinerja grup Astra dengan lini usaha utama yaitu otomotif, bisa dikatakan menghadapi tantangan karena menjadi sektor yang cukup terdampak jika suku bunga naik.
Hal ini karena banyak masyarakat yang membeli otomotif seperti mobil dengan skema pembiayaan atau financing.
"Namun, begitu Bank Indonesia ternyata tidak turut menaikan suku bunga mengikuti langkah The Fed, memang tingkat inflasi Indonesia masih cukup terjaga dan ekonomi yang semakin membaik Hal ini menahan efek dari kenaikan suku bunga The Fed, IHSG masih berada pada zona hijau," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (28/7/2022).
Dengan harga saham-saham yang berada dalam grup Astra yang masih menarik, lanjutnya, ditambah dengan kinerja semester I/2022 yang ciamik menjadikan saham-saham grup Astra sangat menarik.
Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 30 Juni 2022, emiten bersandi ASII ini mencatatkan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp143,69 triliun tumbuh 34 persen dari Rp107,39 triliun pada periode yang sama tahun lalu dan lebih tinggi dibandingkan kinerja sebelum pandemi.
Baca Juga
Laba bersih Grup, termasuk keuntungan nilai wajar atas investasi pada GoTo, mencapai Rp18,2 triliun, 106 persen lebih tinggi dari semester pertama tahun 2021 sebesar Rp8,83 triliun.
Jika tidak memperhitungkan keuntungan yang belum direalisasikan tersebut, laba bersih Grup meningkat sebesar 64 persen menjadi Rp14,5 triliun, mencerminkan kinerja yang kuat dari hampir semua divisi bisnis, terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan Grup.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, UNTR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp60,4 triliun atau meningkat sebesar 62 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp37,31 triliun.
Setelah dikurangi berbagai beban yang berhasil diefisienkan, UNTR mencatatkan laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih meningkat 129 persen dari Rp4,51 triliun menjadi Rp10,35 triliun pada paruh pertama 2022.
Dalam laporan keuangan per Juni 2022, Astra Agro Lestari (AALI) mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp809,31 miliar. Laba bersih tersebut meningkat 24,63 persen dari Rp649,34 miliar pada semester I/2021.
Dari sisi pendapatan, AALI juga mencatatkan peningkatan. Pendapatan bersih pada semester I/2022 mencapai Rp10,96 triliun, naik tipis dari Rp10,83 triliun pada semester I/2021.
Rincian pendapatan per Juni 2022 berasal dari minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya Rp9,52 triliun, inti sawit dan turunannya Rp1,41 triliun, dan pendapatan lainnya Rp39,8 miliar.
"Dengan harga komoditas dunia yang masih tinggi juga turut menopang kinerja emiten di group Astra seperti UNTR dan AALI, yang diproyeksikan masih memiliki ruang untuk bertumbuh di sisa tahun 2022 ini," paparnya.
Frankie memberikan rekomendasi saham ASII dengan target 7.100, AALI di 11.000 dan UNTR pada level 35.000.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.