Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Bahan Baku Naik Laba Japfa (JPFA) Turun 27 Persen

Tekanan harga komoditas telah membuat laba Japfa (JPFA) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu.
Jajaran manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) berfoto setelah RUPST pada Rabu (6/4/2022). Dari kiri: Erwin Djohan, Kepala Divisi Pengawasan Keuangan (Financial Controller); Leo Handoko Laksono, Direktur; Antonius Harwanto, Direktur; Putut Djagiri, Kepala Divisi Keuangan Korporasi; Rachmat Indrajaya, Direktur.
Jajaran manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) berfoto setelah RUPST pada Rabu (6/4/2022). Dari kiri: Erwin Djohan, Kepala Divisi Pengawasan Keuangan (Financial Controller); Leo Handoko Laksono, Direktur; Antonius Harwanto, Direktur; Putut Djagiri, Kepala Divisi Keuangan Korporasi; Rachmat Indrajaya, Direktur.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) membukukan kenaikan penjualan sepanjang semester I/2022. Namun tekanan harga komoditas telah membuat laba Japfa mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi perseroan pada Kamis (28/7/2022), penjualan Japfa naik 10,74 persen secara tahunan menjadi Rp24,48 triliun, dari Rp22,10 triliun pada semester I/2022.

Penjualan JPFA terutama ditopang oleh segmen peternakan komersial yang menyumbang Rp9,62 triliun, meningkat 10,45 persen yoy dari Rp8,71 triliun pada tahun sebelumnya. Segmen pakan ternak menjadi penyumbang terbesar kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp6,87 triliun, naik dari realisasi tahun lalu Rp6,47 triliun.

Pada saat yang sama, beban pokok penjualan Japfa tercatat naik 18,76 persen menjadi Rp20,08 triliun, dibandingkan dengan Rp16,90 triliun pada semester I/2021.

Kenaikan beban pokok penjualan terutama disumbang dari pos bahan baku yang digunakan yang mencatatkan kenaikan sebesar 17,50 persen secara tahunan menjadi Rp17,37 triliun. Pada Januari—Juni 2021, beban bahan baku berada di Angka Rp14,78 triliun.

Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi dari kenaikan penjualan membuat laba kotor JPFA tergerus 15,34 persen yoy dari Rp4,40 triliun pada semester I/2021 menjadi Rp5,19 triliun pada semester I/2022.

Sementara itu, kinerja laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 27,93 persen menjadi hanya Rp1,11 triliun dari Rp1,54 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Di sisi lain, jumlah aset Japfa tercatat meningkat Rp4,22 triliun menjadi Rp32,81 triliun per 30 Juni 2022, dibandingkan dengan Rp28,58 triliun pada 31 Desember 2021. Kenaikan terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan sejumlah Rp3,30 triliun karena jumlah pembelian bahan baku yang meningkat selama semester I/2022.

Liabilitas Japfa juga meningkat sebesar Rp3,79 triliun menjadi Rp19,27 triliun yang disebabkan oleh kenaikan total utang usaha senilai Rp2,75 triliun, utang bank jangka pendek senilai Rp905,46 miliar, dan kenaikan utang bank jangka panjang senilai Rp1,08 triliun.

Kenaikan utang usaha dan utang bank jangka pendek disebabkan terutama oleh kenaikan pembelian bahan baku di semester I/2022. Sementara itu, kenaikan total bank jangka panjang disebabkan oleh adanya pencairan pinjaman jangka panjang di tengah-tengah pelunasan utang obligasi yang jatuh tempo senilai Rp1 triliun pada 21 April 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper