Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Langsung Reli Pasca The Fed Naikkan Suku Bunga

Wall Street menunjukkan reli pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah The Fed kembali menaikkan suku bunga yang cukup besar untuk mengendalikan inflasi yan
Wall Street menunjukkan reli pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah The Fed kembali menaikkan suku bunga yang cukup besar untuk mengendalikan inflasi yang mencapai tertinggi dalam empat dekade. Bloomberg/Michael Nagle
Wall Street menunjukkan reli pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah The Fed kembali menaikkan suku bunga yang cukup besar untuk mengendalikan inflasi yang mencapai tertinggi dalam empat dekade. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street menunjukkan reli pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB setelah The Fed kembali menaikkan suku bunga yang cukup besar untuk mengendalikan inflasi yang mencapai tertinggi dalam empat dekade.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 436,05 poin atau 1,37 persen, menjadi menetap di 32.197,59 poin. Indeks S&P 500 terangkat 102,56 poin atau 2,62 persen, menjadi berakhir di 4.023,61 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 469,85 poin atau 4,06 persen, menjadi ditutup di 12.032,42 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor saham jasa-jasa komunikasi dan teknologi masing-masing melambung 5,11 persen dan 4,29 persen, memimpin keuntungan.

The Fed pada Rabu (27/7/2022) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, yang kedua berturut-turut sebesar itu, karena berlomba untuk menjinakkan inflasi yang berjalan pada level tertinggi empat dekade.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan pembuat kebijakan Fed, memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga dana federal menjadi 2,25 hingga 2,50 persen dan "mengantisipasi bahwa kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai," kata bank sentral AS dalam pernyataan setelah pertemuan kebijakan dua hari dikutip dari Antara.

Kenaikan itu sesuai dengan besarnya langkah terakhir The Fed pada Juni, yang merupakan kenaikan suku bunga pertemuan tunggal terbesar sejak 1994.

Dalam konferensi pers Rabu (27/7/2022) sore, Ketua Fed Jerome Powell membiarkan pintu terbuka untuk "peningkatan luar biasa besar" lainnya pada pertemuan berikutnya pada September, tetapi mencatat itu akan tergantung pada data ekonomi yang akan datang.

Investor harus bersiap untuk "lebih banyak volatilitas ke depan karena laju pengetatan tetap tidak pasti," kata analis UBS dalam sebuah catatan Rabu (27/7/2022).

"Pasar saham kemungkinan akan tetap berada di kisaran ketat sampai Fed berputar, atau kami mendapatkan akselerasi ulang dalam aktivitas bisnis," pungkas mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper