Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen keju merek Prochiz, PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU), mencatatkan penjualan bersih senilai Rp579,08 miliar, naik 15,43 persen yoy dibandingkan dengan Rp501,65 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Segmen keju blok masih menjadi kontributor terbesar dengan nilai Rp475,98 miliar, kemudian disusul keju lembaran Rp89,22 miliar dan lain-lain Rp13,87 miliar.
Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan KEJU juga naik 19,57 persen menjadi Rp399,03 miliar. Kenaikan beban yang lebih tinggi daripada penjualan membuat laba kotor KEJU hanya naik 7,2 persen yoy dari Rp167,94 miliar menjadi Rp180,04 miliar.
Sementara itu, laba periode berjalan KEJU selama Januari—Juni 2022 berada di angka Rp80,20 miliar, naik 11,32 persen secara tahunan dibandingkan dengan Rp72,04 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Adapun total aset KEJU pada 30 Juni 2022 berjumlah Rp871,45 miliar, naik dari posisi 31 Desember 2021 Rp767,72 miliar. Kenaikan terutama disumbang oleh kenaikan aset lancar sebesar 13,71 persen menjadi Rp565,92 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, total liabilitas KEJU juga terpantau naik menjadi Rp204,70 miliar per 30 Juni 2022 dari Rp181,90 miliar pada 31 Desember 2021.
Untuk 2022, KEJU mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp60 miliar, naik 20 persen dibandingkan dengan 2021.
Direktur Utama PT Mulia Boga Raya Tbk Bobby K Gandasaputra mengatakan alokasi capex tersebut akan ditujukan untuk investasi gudang baru di Cikarang, serta pengadaan berbagai mesin pabrik. Aksi ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan pendapatan pada 2022.
“Strategi perseroan adalah investasi sistem yang terintegrasi dari produksi sampai dengan distribusi. Dengan adanya sistem yang terbaru dan terintegrasi perseroan dapat melakukan banyak efisiensi di 2021 dan juga pada 2022,” kata Bobby kepada Bisnis Maret 2022.
KEJU sendiri menargetkan kenaikan penjualan di atas 10 persen pada tahun ini. Dia mengatakan laju pertumbuhan pada kuartal IV/2021, terutama di segmen jasa makanan, memperlihatkan tren keberlanjutan menuju kuartal II/2022. Di sisi lain, penjualan KEJU juga akan didorong dengan kehadiran dua produk baru.