Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah sektor saham seperti teknologi dan properti akan menanggung dampak negatif dari potensi kenaikan suku bunga The Fed.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga diprediksi akan tertekan dalam jangka pendek setelah realisasi kebijakan tersebut
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti memaparkan, jika kenaikan suku bunga The Fed terealisasi dini hari nanti, ada beberapa sektor yang akan terdampak secara negatif. Efek negatif terbesar akan dirasakan oleh sektor properti, teknologi dan multifinance.
"Ketiganya akan terkena efek negatif sebab meningkatnya biaya kredit yang menyebabkan tergerusnya laba perusahaan," katanya saat dihubungi, Rabu (27/7/2022).
Sementara itu, saham sektor perbankan akan mendapat dampak positif dari sentimen ini. Hal ini karena kenaikan suku bunga akan berimbas pada dengan naiknya Net Interest Margin (NIM) seiring dengan pemulihan ekonomi yang masih terus berlangsung meski ada tantangan dari perlambatan ekonomi global.
Ke depannya, Desy mengatakan IHSG akan mengalami pelemahan secara jangka pendek setelah keputusan tersebut. Menurutnya, pelemahan ini merupakan respon dari kebijakan kenaikan suku bunga yang akan membebankan biaya kredit.
"Sehingga, prediksi kami IHSG hingga penghujung tahun sebesar 7.380," pungkasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Infovesta Utama memperkirakan The Fed kembali menaikkan suku bunga 75 basis poin (bps) pada pekan ini untuk merespon peningkatan inflasi yang tinggi dengan pengetatan moneter tersebut. Kenaikan suku bunga ini pun telah diikuti beberapa negara lain.
Hal ini akan menyebabkan aktivitas ekonomi negara lebih lambat dan lesu yang dapat menyebabkan pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Bahkan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,9 persen.
“Kami melihat kondisi pasar yang fluktuatif akan terus berlanjut sejalan dengan pelemahan ekonomi global. Meskipun perbaikan ekonomi domestik diperkirakan akan terus berlanjut namun dampak ekonomi global tetap perlu diwaspadai,” tulisnya.
Infovesta pun menyarankan investor tetap berhati-hati dan menunggu waktu yang tepat alias wait and see dalam berinvestasi. Adapun Infovesta memperkirakan kinerja reksa dana saham maupun reksa dana pendapatan tetap masih dalam tren bearish sejalan dengan pelemahan ekonomi global.