Bisnis.com, JAKARTA – Federal Reserve AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan, Rabu (27/7/2022) waktu setempat. Hal ini akan membawa tekanan lebih besar pada rupiah.
Mengutip data Bloomberg, rupiah hari ini ditutup melemah bersama sejumlah pasang mata uang lainnya di Asia, turun 0,11 persen atau 17 poin menembus Rp15.010 per dolar AS.
Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan, pengumuman kenaikan suku bunga Fed malam ini ataupun dini hari nanti akan memperkuat tekanan depresiasi terhadap rupiah.
“Hal ini bisa membuat tekanan jual dari investor asing diperkirakan akan meningkat di sisa minggu ini dan berlanjut di bulan Agustus,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (27/7/2022).
Namun, Lionel memperkirakan keputusan tersebut tidak akan banyak mempengaruhi pergerakan IHSG.
“IHSG masih akan sideways di rentang 6.500-6.800, karena sentimen dari investor domestik terhadap IHSG masih positif akibat pemulihan ekonomi pasca Covid-19 yang sejauh ini berjalan lancar,” imbuhnya.
Baca Juga
Adapun, saham yang diprediksi terdampak paling dalam adalah emiten-emiten yang memiliki biaya-biaya besar dalam dolar, dalam bentuk persentase imported inputs yang tinggi, serta perusahaan yang memiliki net gearing ratio di atas 50 persen.
“Selain itu, emiten yang memiliki dollar debts dalam jumlah besar dipastikan akan tertekan,” tambahnya.
Bank Sentral AS Federal Reserve diperkirakan memberikan outlook lebih jelas mengenai rencana kenaikan suku bunganya untuk memulihkan stabilitas harga. Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir hari ini, The Fed diharapkan menaikkan kisaran suku bunga Fed Fund Rate sebesar 75 basis poin menjadi 2,25-2,5 persen.
Kemudian, merujuk pada tanggal pertemuan The Fed selanjutnya, diperkirakan akan ada kenaikan 50 poin persentasi pada September 2022, sebelum naik lagi menjadi sekitar 3,4 persen pada Desember 2022, dilanjutkan oleh pemangkasan pada tahun 2023.