Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Etanol Tertekan, MOLI Pasang Target Konservatif

MOLI menilai permintaan etanol tetap tinggi karena kebutuhan konsumsi hand sanitizer, desinfektan, dan antiseptik yang meningkat, tetapi tertekan bahan impor.
Situasi pabrik PT Madusari Murni Indah Tbk. MOLI menilai permintaan etanol tetap tinggi karena kebutuhan konsumsi hand sanitizer, desinfektan, dan antiseptik yang meningkat, tetapi tertekan bahan impor. /Istimewa
Situasi pabrik PT Madusari Murni Indah Tbk. MOLI menilai permintaan etanol tetap tinggi karena kebutuhan konsumsi hand sanitizer, desinfektan, dan antiseptik yang meningkat, tetapi tertekan bahan impor. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen etanol, PT Madusari Murni Indah Tbk. (MOLI) menargetkan kinerja minimal balik modal pada tahun ini. Alasan target konservatif ini karena bisnis etanol tengah dalam tekanan tinggi.

Direktur Utama Madusari Murni Indah Adikin Basirun menjelaskan bisnis produk etanolnya tengah ditekan dari dua sisi, baik dari permintaan maupun produksi.

Sejak pandemi, permintaan etanol tetap tinggi karena kebutuhan akan konsumsi hand sanitizer, desinfektan, dan antiseptik yang meningkat. Apalagi permintaan dari segmen kosmetik juga meningkat seiring relaksasi PPKM pada 2022.

Sayangnya, harga etanol di pasar domestik mengalami penurunan akibat meningkatnya volume etanol impor dari Pakistan dengan tarif impor nol persen.

"Target kinerja kami akan mengupayakan memang tahun ini bertahan dahulu, minimal breakeven atau lebih baik. Kalau ada untung tidak untung banyak, yang penting tidak rugi," jelasnya dalam paparan publik, Senin (25/7/2022).

Saat ini, lanjutnya, suplai etanol yang melebihi permintaan sekaligus hasil produksi domestik kalah saing karena harga etanol impor lebih murah dengan tarif bea masuk nol persen.

Selain tekanan dari kondisi pasar tersebut, bahan baku dan bahan bakar juga biayanya meningkat.

Sepanjang tahun 2021, harga tetes tebu (bahan baku etanol) masih tetap tinggi seperti tahun 2020. Harga tetes tebu diperkirakan akan terus meningkat pada musim panen tebu di tahun 2022.

Sementara itu, bahan bakar tertekan harga batu bara. Harga batu bara secara tak terduga meningkat sebesar 50 persen menjelang kuartal IV/2021.

Dengan kondisi tersebut, emiten berkode MOLI ini memilih melakukan strategi penghematan di semua aspek dan peningkatan produktivitas.

"Kalau market sendiri kami melakukan upaya pembukaan market baru fokusnya market internasional, ekspor. Kami mengejar kompetisi di kondisi sekarang fokusnya ke ekspor," terangnya.

MOLI juga melakukan advokasi ke pemerintah guna memberikan persaingan lebih baik di pasar dalam negeri dengan mengajukan safeguard bagi produk dalam negeri sehingga etanol asal Pakistan dapat kembali terkena bea masuk.

Direktur Keuangan Madurasa Murni Indah Jose Gonjoran Tan menerangkan terjadinya penurunan kinerja pada kuartal I/2022.

Berdasarkan laporan keuangang per 31 Maret 2022, penjualan MOLI merosot 19,9 persen menjadi Rp355,27 miliar dari Rp443,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Lebih parahnya lagi, laba periode berjalan perseroan juga melorot 92,2 persen menjadi Rp1,02 miliar dari Rp13,13 miliar. Dengan margin laba periode berjalan hanya 0,3 persen dari 2,9 persen.

"Penjualan grup turun sekitar 19,9 persen atau Rp88,22 miliar menjadi Rp355,27 miliar, penurunan penjualan ini dua faktor, penurunan volume ekspor, karena belum pulihnya ekspor akibat pelarangan ekspor," terangnya.

Pada 2020, pemerintah sempat melarang ekspor etanol, sehingga MOLI memiliki utang biaya pengiriman ke pelanggan besar di Filipina.

Kedua, faktor pasar domestik yang terpengaruh karena tingginya volume impor etanol dari Pakistan yang membuat harga penjualan etanol turun di dalam negeri.

"Industri etanol hadapi tantangan besar, karena profitabilitasnya menurun, pasarnya ada tapi harganya turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper