Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Melonjak, Molindo (MOLI) Guyur Dividen Rp10 Miliar

Molindo (MOLI) dalam RUPST hari ini, Rabu (29/5/2024), memutuskan pembagian dividen tunai Rp10 miliar.
Molindo (MOLI) dalam RUPST hari ini, Rabu (29/5/2024), memutuskan pembagian dividen tunai Rp10 miliar.
Molindo (MOLI) dalam RUPST hari ini, Rabu (29/5/2024), memutuskan pembagian dividen tunai Rp10 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen etanol, PT Madusari Murni IndahTbk. (MOLI) atau Molindo dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) hari ini, Rabu (29/5/2024), memutuskan pembagian dividen tunai Rp10 miliar.

Pada tahun buku 2023, MOLI meraih laba sebesar Rp94,1 miliar, meningkat lebih dari 200% dari laba pada tahun 2022 sebesar Rp30,0 miliar. Perinciannya, laba Rp83,5 miliar diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan, sedangkan Rp10,6 miliar diatribusikan kepada kepentingan non pengendali.

Direktur Utama MOLI Adikin Basirun mengungkapkan strategi Molindo yang berfokus pada pasar khusus yang membutuhkan produk etanol food grade berkualitas tinggi membuahkan hasil positif, terutama dalam meningkatkan laba kotor keseluruhan sebesar Rp24,8 miliar atau meningkat sebesar 7%.

“Salah satu strategi utama perusahaan dalam mengembangkan pasar ekspor etanol dan pupuk telah berkontribusi pada peningkatan margin kotor karena menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2023,” tutur Adikin Basirun, Rabu (29/5/2024).

Di sisi lain produsen etanol lokal di Indonesia terkena dampak negatif atas penurunan harga etanol akibat impor etanol dari Pakistan dengan tarif 0%, yang menyebabkan kelebihan pasokan etanol di pasar dalam negeri.

Selain itu, tingginya harga bahan baku (tetes tebu) di Indonesia yang juga diekspor ke negara lain membuat produsen etanol lokal kesulitan bersaing dengan etanol impor dengan tarif 0%. Karena alasan inilah Molindo memutuskan untuk mengurangi pangsa pasarnya di pasar etanol yang sensitif terhadap harga yang mengakibatkan penjualannya menurun.

Adikin Basirun juga turut mengungkapkan bahwa manajemen Molindo berkomitmen untuk memanfaatkan aset-aset yang tidak digunakan dengan cara menjual tanah yang tidak digunakan tersebut di harga pasar yang berlaku. Pada tahun 2023, Molindo membukukan keuntungan sebesar Rp51,5 miliar atas penjualan aset yang tidak digunakan.

“Hasil penjualan aset yang tidak digunakan tersebut digunakan untuk membayar di muka pinjaman angsuran jangka panjang sehingga menghasilkan biaya keuangan yang lebih rendah pada tahun 2023,” ungkapnya.

MOLI memperkirakan kondisi ke depan akan lebih menantang, khususnya kenaikan harga bahan baku (tetes tebu) yang disebabkan oleh berkurangnya pasokan tetes tebu akibat El Nino dan diperparah dengan ekspor tetes tebu ke negara lain. Oleh karena itu, produsen etanol di Indonesia harus segera menaikkan harga jual produk etanol.

Perseroan juga turut menyampaikan akan terus melanjutkan rencananya untuk mendiversifikasi sumber bahan baku dan penawaran produknya, termasuk bioetanol. Molindo juga terbuka untuk menjajaki peluang dengan mitra lain dengan teknologi baru dalam produksi etanol menggunakan sumber bahan baku baru.

“Tentu saja, inisiatif ini memerlukan sumber daya keuangan tambahan. Oleh karena itu, Molindo terbuka untuk bermitra dengan investor baru yang tertarik dengan produk kami dan peluang bisnis baru,” jelas Adikin Basirun.

(Fasya Kalak Muhammad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper