Bisnis.com, JAKARTA — Tiga calon emiten PT Hillcon Tbk. (HILL), PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk (NPII) dan PT Hoffmen Cleanindo Tbk. (KING) batal melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengutip laman resmi e-IPO, Jumat (22/7/2022) perusahaan yang bergerak di bidang holding dan usaha jasa pertambangan HILL dinyatakan batal IPO atau canceled.
Sebelumnya, HILL tercatat menawarkan saham sejumlah 22.115.000 lot saham biasa (setara 2,21 miliar saham) atau sebanyak-banyaknya 15 persen dari modal disetorkan, dengan nilai nominal Rp20. Periode book building berlangsung pada 15 Juni 2022-29 Juni 2022.
Keseluruhan saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp250 hingga Rp400 per saham, sehingga dana raihan IPO sebanyak-banyaknya senilai Rp884,6 miliar.
Berdasarkan penelusuran bisnis, di laman resminya HILL telah mempersiapkan kanal khusus investor, dan mencantumkan performa perusahaan seperti laporan tahunan, laporan keberlanjutan, informasi saham dan obligasi, prospektus, hingga rapat umum pemegang saham.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyatakan Berdasarkan surat yang disampaikan PT Hoffmen Cleanindo Tbk. tertanggal 6 Juni 2022 kepada Bursa, perseroan menyampaikan bahwa akan melakukan penundaan IPO.
Baca Juga
“Perseroan berencana untuk menyampaikan kembali Pernyataan Pendaftaran dengan menggunakan Laporan Keuangan terbaru. Adapun penundaan tersebut disebabkan karena Laporan Keuangan yang digunakan dalam proses penawaran umum Perseroan telah melewati jangka waktu yang ditentukan,” kata Nyoman Rabu (8/6/2022).
Batalnya IPO HILL menyusul dua calon emiten yang sebelumnya juga dinyatakan tidak jadi melakukan penawaran umum perdana saham, yaitu PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk (NPII) dan PT Hoffmen Cleanindo Tbk. (KING).
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, KING batal IPO karena laporan keuangan yang digunakan dalam proses penawaran umum telah melewati jangka waktu yang ditentukan. Sementara itu, belum ada keterangan lebih lanjut terkait alasan di balik batalnya IPO NPII.
NPII sebelumnya akan melepas maksimal 950 juta saham atau sebanyak-banyaknya 0,73 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan kisaran harga saham Rp132-Rp142, sedangkan KING berencana menawarkan paling banyak 330 juta saham dengan harga di rentang Rp165-Rp170.
Dengan demikian, keduanya membidik dana IPO sebanyak-banyaknya mencapai Rp134,9 miliar dan Rp56,1 miliar.
NPII merupakan perusahaan yang juga bergerak di bidang pertambangan, khususnya jasa penunjang pertambangan dan penggalian, sedangkan KING fokus di bisnis penyedia jasa cleaning service, security, washroom hygiene, dan jasa parkir.
Deretan calon emiten yang batal IPO tersebut seiring dengan menurunnya pipeline IPO global tahun ini.
Mengutip hasil riset Ernst & Young (EY) bertajuk “Global IPO Trends Q2 2022”, bursa Asia-Pasifik tercatat mengalami penurunan IPO 28 persen dan nilai raihan dana IPO yang merosot 14 persen secara tahunan.
BEI menjadi bursa saham yang paling banyak membukukan perusahaan listing, yaitu 22 IPO dengan nilai mencapai US$1,3 miliar.