Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Dibuka Melemah Hari Ini

Nilai tukar rupiah hari ini terpantau dibuka melemah 4,0 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.980,5 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah hari ini terpantau dibuka melemah 4,0 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.980,5 per dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nilai tukar rupiah hari ini terpantau dibuka melemah 4,0 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.980,5 per dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (20/7/2022), sementara mata uang di kawasan Asia lainnya bergerak fluktuatif.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau dibuka melemah 4,0 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.980,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS pada pukul 09.00 WIB melanjutkan pelemahan dengan koreksi 0,07 persen atau 0,073 poin ke posisi 106,48.

Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia Pasifik yang juga melemah di antaranya yuan China turun 0,03 persen, peso Filipina melemah 0,06 persen, dan baht Thailand melemah 0,06 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, yen Jepang terpantau menguat 0,10 persen, begitu pula won Korea Selatan yang terapresiasi 0,35 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya menyampaikan dolar AS berada tepat di atas level terendah sepekan pada Selasa (19/7/2022) karena pasar mengurangi ekspektasi besaran poin kenaikan suku bunga The Fed bulan ini.

Data pekan lalu menunjukkan bahwa inflasi AS sudah berada di level tertinggi empat dekade dan terus meningkat pada Juni, investor sempat meyakini The Fed akan menerapkan kebijakan pelonggaran yang sangat besar. Namun, angka dari Jumat lalu menunjukkan penurunan ekspektasi inflasi konsumen ke level terendah dalam setahun.

“Investor mengawasi pertemuan Federal Reserve AS yang dijadwalkan pada 26–27 Juli untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa agresif Fed akan menaikkan suku bunga. Data AS terbaru juga memperkuat dukungan pejabat untuk kenaikan 75 basis poin lainnya,” tulisnya dalam riset harian, Selasa (19/7/2022).

Dari sisi internal, Indonesia berpeluang mengalami resesi ekonomi akibat inflasi global pada kuartal ketiga atau kuartal keempat 2022. Pasalnya, inflasi akan berdampak pada harga yang terus meningkat sehingga berpotensi makin menekan tingkat konsumsi masyarakat.

Hal ini tecermin dari biaya hidup makin meningkat dan daya beli yang menurun. Inflasi tahun ini diperkirakan akan berada di atas 6,5 persen sampai akhir tahun, tetapi mulai menurun pada tahun depan.

Sementara itu, inflasi global diperkirakan akan mulai mereda pada awal 2023 mendatang. Meski angkanya tetap tinggi, inflasi akan mulai menunjukkan tren penurunan pada waktu tersebut.

“Asumsi ini berdasarkan pada adanya pembicaraan antara Rusia dengan Uni Eropa untuk mulai menarik sanksi secara perlahan. Situasi ini diharapkan mampu memperbaiki pasokan minyak dan gas dalam skala global,” terangnya.

Meski begitu, inflasi masih akan menjadi ancaman hingga akhir tahun ini. Sejumlah komoditas yang akan berperan penting adalah BBM dan gas. Inflasi yang tinggi akan menggerogoti prospek pertumbuhan ekonomi.

“Potensi pertumbuhan ekonomi saya kira berada di bawah 4,5 persen, lebih rendah dari prediksi semula yang 5 persen. [Pertumbuhan ekonomi] pasti akan turun year-on-year, sepanjang tahun,” imbuhnya.

Resesi juga berpotensi makin banyak menyeret masyarakat Indonesia ke bawah garis kemiskinan. Sebagian perusahaan mungkin terpaksa kembali lagi ke posisi pelemahan, karena konsumsi melambat sehingga penjualan dan omzet turun. Hal ini berisiko mengantarkan beberapa sektor kembali mengalami fase resesi.

Untuk menghindari resesi di pada kuartal ketiga atau keempat, Bank Indonesia (BI) siap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari ancaman resesi global. Sederet bauran kebijakan siap ditempuh baik langsung maupun tidak langsung.

BI diyakini tetap akan beraksi meredam gejolak yang timbul. BI memastikan ketersediaan valuta asing dan siap mengambil langkah intervensi apabila dibutuhkan. Baik di Pasar Spot, Perdagangan DNDF maupun penjualan SBN di pasar sekunder.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.960—Rp14.090 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper