Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Booster Jadi Wajib, Jarum Suntik IRRA Laris Manis

PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) meyakini kebijakan wajib booster vaksin bakal meningkatkan permintaan jarum suntik dalam negeri.
PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) meyakini kebijakan wajib vaksin booster bakal meningkatkan permintaan jarum suntik dalam negeri. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) meyakini kebijakan wajib vaksin booster bakal meningkatkan permintaan jarum suntik dalam negeri. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) meyakini kebijakan wajib vaksin booster bakal meningkatkan permintaan jarum suntik dalam negeri.

Direktur Keuangan Itama Ranoraya Pratoto S Raharjo menjelaskan terkait dengan kewajiban vaksin booster eksposure utama tentu produk vaksin dan jarum suntik, sehingga akan ada peningkatan kebutuhan untuk alat suntik (Syringe), dan alat suntik yang digunakan adalah kategori ADS (Auto Disable Syiringe) sesuai dengan standart Pemerintah dan badan kesehatan dunia (WHO).

"Produk jarum suntik kami Oneject merupakan produk alat suntik ADS yang sudah berstandart WHO yang sudah digunakan secara Global termasuk oleh UNICEF sendiri dan produk Oneject merupakan produk lokal Indonesia dengan kandungan TKDN mencapai 60 persen dan sampai saat ini masih terus dipakai program-program seperti imunisasi dan vaksinasi," jelasnya kepada Bisnis, Senin (18/7/2022).

Lebih lanjut, kewajiban vaksinasi Cvodi-19 booster akan meningkatkan jumlah yang akan di vaksin, sehingga kebutuhan ADS juga akan bertambah.

Selain dari pemerintah (Program pemerintah) pertumbuhan konsumsi jarum suntik ADS produksi Oneject diproyeksikan juga akan berasal dari peralihan penggunaan jarum suntik konvensional ke smart syringe di sektor kesehatan (seperti ADS, Safety Needles).

Adapun, emiten berkode IRRA ini juga melaporkan penurunan pendapatan pada kuartal II/2022, walaupun belum dapat menyampaikan laporan keuangan secara menyeluruh.

"Dengan kondisi Covid-19 yang terus turun di semester I/2022 ini khususnya kuartal II dibandingkan tahun lalu, tentu akan memengaruhi permintaan produk-produk terkait seperti produk kami Rapid Test Antigen Covid-19," terangnya.

Dia juga bercerita strategi menyambut program vaksin booster saat ini lebih kepada kesiapan dalam proses distribusi, karena terkait dengan kesiapan produksi tidak ada kendala.

Pendistribusian ini poin utamanya agar jarum suntik bisa terdistribusi dengan baik dan tepat waktu sehingga bagi pemerintah dalam proses pelaksanaannya (Vaksinasi Booster) semakin terbantu.

Selain itu, selesainya pabrik baru atau pabrik ke-2 Oneject di Cikarang meningkatkan kapasitas produksi jarum suntik ADS dari 300 juta menjadi 1,2 miliar/tahun.

"Dengan kapasitas tersebut, tidak hanya kebutuhan untuk domestik saja namun juga kebutuhan global yang saat ini sedang mengalami shortage jarum suntik," tuturnya.

IRRA juga akan menyelesaikan proses transformasi melalui pembelian saham Oneject sebanyak-banyaknya 51 persen pada tahun ini. Langkah ini salah satu cara agar bisa menjaga ritme pertumbuhan yang tinggi yang telah dicapai dalam 2 tahun terakhir.

"Dengan adanya vaksinasi booster maka volume penjualan lokal untuk jarum suntik di tahun ini akan lebih besar atau lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Tahun ini akan memiliki beberapa produk baru, yang kami targetkan bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan pendaatan di tahun ini," terangnya.

IRRA membukukan pendapatan sebesar Rp1,32 triliun di 2021. Pendapatan ini tumbuh 134 persen jika dibandingkan pendapatan perseroan di periode yang sama tahun lalu (YoY) yang sebesar Rp563,89 miliar.

Kenaikan pendapatan tersebut membuat performa Earning Before Tax Depreciation & Amortization (EBITDA) perseroan naik 84 persen atau menjadi Rp149,62 miliar dibandingkan EBITDA tahun 2020 sebesar Rp81,35 miliar.

Dengan peningkatan tersebut, performa laba bersih perseroan ikut naik signifikan. Sepanjang tahun 2021, IRRA meraih total laba bersih sebesar Rp112,38 miliar atau tumbuh 86 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp60,29 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper