Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perusahaan otobus (PO) PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) hingga Rp12 miliar pada 2022.
Direktur Pelaksana Eka Sari Lorena Transport Dwi Ryanta Soerbakti menjelaskan perseroan berkomitmen meningkatkan kualitas armada pada tahun ini sehingga dapat kembali berekspansi pada 2023.
"Kami komitmen peningkatan kualitas armada, rencananya membeli 1 bus listrik dan 1 bus double decker lagi. Bus listrik masih di Shanghai, China, sementara double decker di karoseri Laksana," terangnya dalam paparan publik, Jumat (15/7/2022).
Selain pembelian dua bus tersebut, perseroan juga memilih tidak membeli chasis baru, melainkan meningkatkan sejumlah armada yang sudah ada.
Emiten berkode LRNA ini akan merenovasi armada sebanyak 20-30 bus.
Dengan menggunakan chasis lama perseroan tidak perlu mengeluarkan biaya yang tinggi, tetapi menghasilkan kualitas bus yang tak kalah dari bus baru.
Baca Juga
"Biaya yang diinvestasikan tidak besar, rekondisi dan chasis baru Rp10--Rp12 miliar untuk bus double decker, bus listrik, dan rekondisi sampai akhir tahun," tambahnya.
Adapun, perseroan baru bakal melakukan ekspansi bisnis lebih besar pada 2023 seiring pemulihan ekonomi yang telah berlangsung.
Pendapatan LRNA naik 0,82 persen menjadi Rp 17,22 miliar pada kuartal I/2022 dari periode yang sama tahun lalu Rp17,08 miliar.
Rugi bersih dipangkas 49 persen menjadi Rp3,64 miliar dari kuartal I/2021 rugi Rp7,12 miliar.
Pendapatan terbesar LRNA masih dari bus AKAP Rp15,08 miliar, naik dari Rp14,73 miliar, disusul Shuttle Bus Rp778,50 juta, bus AKAP Jarak Pendek Rp749,93 juta, dan Bus Angkutan Bandara yang naik menjadi Rp611,44 juta dari Rp485,32 juta.
Jumlah aset kuartal I/2022 tercatat Rp241,48 miliar, dari Desember 2021 sebesar Rp239,33 miliar, kewajiban Rp53,09 miliar, dari ekuitas Rp188,39 miliar sehingga rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) yakni 0,28 kali.