Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bayang-bayang Resesi dan Krisis Energi Bikin Rupiah Melemah Hari Ini

Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada akhir perdagangan Selasa (12/7/2022) di hadapan dolar AS yang mengalami penguatan di tengah kekhawatiran krisis energi akan membawa pada resesi.
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja

Bisnis.com, JAKARTA –  Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada akhir perdagangan Selasa (12/7/2022) di hadapan dolar AS yang mengalami penguatan di tengah kekhawatiran krisis energi akan membawa pada resesi.

Mengutip data Bloomberg, mata uang rupiah menutup perdagangan melema 0,13 persen atai 20 poin ke Rp14.995 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat ke level 107,60 terhadap mata uang lainnya.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat ditengah kekhawatiran bahwa krisis energi akan membawa kawasan itu ke dalam resesi. Sementara mata uang AS didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dan lebih jauh dari teman sebaya.

“Mata uang AS telah menguat di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga secara agresif karena mengatasi inflasi yang melonjak. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli. Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuannya akan naik menjadi 3,50 persen pada Maret, dari 1,58 persen,” terang Ibrahim dalam riset harian, Selasa (12/7/2022).

Presiden Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan ekonomi AS dapat mengatasi suku bunga yang lebih tinggi dan menegaskan kembali dukungannya untuk kenaikan suku bunga lain bulan ini.

Data harga konsumen yang akan dirilis pada hari Rabu adalah fokus utama ekonomi AS minggu ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters mengharapkan indeks untuk menunjukkan bahwa harga konsumen naik dengan tingkat tahunan 8,8% pada bulan Juni.

Dari sisi komoditas, pipa terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman, pipa Nord Stream 1, mulai pemeliharaan tahunan pada Senin, dengan aliran diperkirakan akan berhenti selama 10 hari. Pemerintah, pasar, dan perusahaan khawatir penutupan itu mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina.

Dari sisi internal, dengan kondisi yang tak menentu akibat krisis global disebabkan oleh konflik Rusia –Ukraina, mengakibatkan kebangkrutan suatu negara akibat hutang yang menumpuk. Pemerintah harus mengantisipasi kondisi utang negara guna menghindari kebangkrutan selayaknya Sri Lanka. Walaupun saat ini posisi utang Indonesia masih di bawah ambang batas sesuai Undang-Undang (UU), namun terlihat adanya kenaikan yang signifikan.

“Ini harus dipandang secara hati-hati. Utang Indonesia semakin meningkat tajam, penerimaan juga belum optimal, inflasi semakin naik, ini bisa menjadikan boomerang bagi Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus mengawasi dan mengingatkan ke pemerintah agar pengelolaan utang dapat lebih bijaksana, sehingga Indonesia tak perlu mengalami kondisi yang serupa dengan Sri Lanka,” ujarnya.

Selain itu, kasus Covid-19 juga mengalami peningkatan terutama sejak bulan lalu. Akhir Mei, kasus infeksi harian di Indonesia masih di bawah angka 500, kini sudah mencapai lebih dari 2.000. Bahkan pemerintah sudah mengimbau bahwa masyarakat juga Kembali memakai masker di luar ruangan.

Untuk perdagangan besok, Rabu (13/7/2022), mata uang rupiah diperkirakan kemungkinan dibuka  berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.980 - Rp15.030

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper