Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Lesu, Mirae Asset Revisi Target IHSG Jadi 7.400

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dari 7.600 menjadi 7.400 menyusul ekspektasi perlambatan ekonomi global di tahun ini.
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dari 7.600 menjadi 7.400 menyusul ekspektasi perlambatan ekonomi global di tahun ini. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dari 7.600 menjadi 7.400 menyusul ekspektasi perlambatan ekonomi global di tahun ini. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dari 7.600 menjadi 7.400 menyusul ekspektasi perlambatan ekonomi global di tahun ini.

Meski demikian, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya tetap optimis bahwa perekonomian Indonesia dan juga IHSG bisa bertahan di tengah kenaikan inflasi dan suku bunga global.

“Kita merevisi target indeks akhir tahun menjadi 7.400 dari sebelumnya di level 7.600,” ungkap Hariyanto dalam acara Media Day Mirae Asset Sekuritas secara virtual, Selasa (12/7/2022).

Selain itu merevisi target IHSG tahun 2022 menjadi 7.400, dia juga merevisi target bull case dari sebelumnya di level 8.000 menjadi 7.800, sedangkan untuk skenario bear case dipertahankan di level 6.100.

Hariyanto mengungkapkan, secara kasat mata tren pergerakan IHSG mengikuti pergerakan indeks Amerika Serikat. Namun sebenarnya dia melihat bahwa pergerakan IHSG beriringan dengan pergerakan laba bersih per lembar saham. Di mana pada tahun ini diproyeksi masih terus tumbuh.

Dia menjelaskan, berdasarkan laporan World Bank di bulan Juni 2022, memproyeksikan sebagian ekonomi dunia tahun ini masuk dalam stagnasi sehingga memotong pertumbuhan ekonomi global sebesar 1,2 persen untuk tahun 2022 dan 0,2 persen di tahun 2023.

World Bank kata Hariyanto juga memproyeksikan perlambatan ekonomi di Amerika Serikat. Namun proyeksi tersebut justru berbeda dengan Indonesia, di tengah proyeksi stagnasi tersebut, di tahun 2023 proyeksi pertumbuhan ekonominya justru dinaikkan.

Pada laporan Januari 2022, World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,2 persen 2023 tumbuh 5,1 persen.

Kemudian pada laporan Juni 2022 proyeksi tersebut direvisi dengan penurunan 0,1 persen menjadi 5,1 persen dan 2023 justru direvisi naik dari 5,1 persen menjadi 5,3 persen.

“Padahal dia [World Bank] tahu akan terjadi stagnasi, jadi secara makro selama ekonomi bertumbuh, pasti revenue atau penjualan perusahaan akan bertumbuh dan laba bersih perusahaan cenderung tumbuh,” papar Hariyanto.

Oleh sebab itu, Hariyanto percaya bahwa pada tahun 2023 nanti laba bersih perseroan di Indonesia dan juga proyeksi IHSG akan bertumbuh bukan turun di saat perekonomian di AS menurun.

Dia melanjutkan dengan demikian IHSG tidak akan turut melemah secara signifikan, karena menurutnya pergerakan IHSG bukan seiring dengan pergerakan indeks AS melainkan seiring dengan pergerakan laba bersih per saham IHSG.

“Kita tidak perlu terlalu khawatir secara signifikan terhadap kolapsnya IHSG, selama pertumbuhan laba bersih IHSG bagus, IHSG akan perform. Apalagi di sini kita melihat bahwa indikator pertumbuhan ekonomi di Indonesia cenderung akan meningkat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper