Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Giat Ekspansi, Simak Prospek Emiten Menara di Semester II/2022

Perluasan ekspansi memperbesar potensi emiten menara untuk menumbuhkan kinerja tahun ini.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu berencana melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia./ Mitratel.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu berencana melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia./ Mitratel.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten menara gencar melakukan ekspansi selama tahun 2022. Kinerja emiten menara diperkirakan masih dapat tumbuh hingga akhir tahun.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menuturkan, perluasan ekspansi memperbesar potensi emiten menara untuk menumbuhkan kinerja tahun ini.

"Potensi emiten menara masih akan tumbuh, terutama akibat perluasan ekspansi ke luar Pulau Jawa," kata Yaki dihubungi, Selasa (12/7/2022).

Sebagaimana diketahui, emiten menara seperti PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) gencar melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa. Demikian juga dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) yang memiliki portofolio menara sebanyak 45 persen di luar Jawa.

Menurut Yaki, ekspansi menuju luar Jawa ini akan menguntungkan kedua emiten tersebut.

"Paling diuntungkan MTEL dan TOWR, sebagai pemain besar di industri menara," tutur Yaki.

Adapun BCA Sekuritas merekomendasikan tiga saham menara, yakni MTEL untuk buy dengan target harga atau target price (TP) pada Rp1.150, TOWR untuk buy dengan TP Rp2.000, dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) untuk hold dengan TP Rp3.000.

Sebelumnya, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan kinerja emiten menara mampu tumbuh di paruh terakhir 2022. Analis melihat emiten-emiten menara telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengerek pertumbuhan di masa depan.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan, data dari Opensignal menunjukkan adanya peningkatan mobilitas seiring dengan pemulihan Covid-19. Hal ini membuat kebutuhan trafik internet berpindah dari rumah, ke jaringan seluler.

"Kami berharap perusahaan telekomunikasi meresponnya dan meningkatkan kapasitas di area bisnis," tulis Niko dalam risetnya, dikutip Senin (11/7/2022).

Selain itu, dia melihat perusahaan telekomunikasi akan termotivasi untuk menjaga trafik mereka terdistribusi dengan baik di antara area perumahan dan area bisnis, dan tidak merelokasi kapasitasnya, karena masyarakat masih ada yang bekerja dari rumah (work from home).

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper