Bisnis.com, JAKARTA - PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) berencana melakukan penawaran umum perdana saham dengan melepas sebanyak-banyaknya 1,2 miliar (1.222.950.000) saham, dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Saham ini mewakili sebanyak-banyaknya 15,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana. Rencananya, IPO JARR bakal ditawarkan ke masyarakat dengan harga Rp250-Rp300 setiap saham.
Dengan harga tersebut, maka JARR diperkirakan akan mampu mendapatkan dana segar sebanyak-banyaknya Rp366,8 miliar.
Dana dari hasil penawaran umum ini sebesar 21 persen akan digunakan untuk biaya pembangunan proyek pabrik kelapa sawit. Penggunaan dana ini dikategorikan perseroan sebagai capital expenditure.
Lalu, sekitar 79 persen akan digunakan perseroan untuk modal kerja, yakni untuk pembelian CPO dan bahan baku lainnya. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai operating expenditure oleh perseroan.
Perkiraan jadwal untuk IPO ini yaitu masa penawaran awal pada 12-15 Juli 2022, perkiraan tanggal efektif pada 26 Juli 2022, dan perkiraan masa penawaran umum pada 28 Juli-1 Agustus 2022. Lalu, perkiraan tanggal penjatahan pada 1 Agustus 2022, perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 2 Agustus 2022, dan perkiraan pencatatan saham pada BEI tanggal 3 Agustus 2022.
Baca Juga
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham in adalah PT Investindo Nusantara Sekuritas.
Sebagai informasi, JARR merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan tandan buah segar (TBS), yang dimulai pada 2019. Perseroan menghasilkan produk berupa Bahan Bakar Nabati jenis Biodiesel (FAME) sebagai campuran solar untuk biodiesel.
Dalam prospektusnya, perseroan juga menyampaikan akan segera memproduksi minyak goreng, dengan akan dibangunnya pabrik kelapa sawit.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pernah melakukan peresmian pabrik biodiesel JARR yang merupakan anak usaha Jhonlin Grup di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Jhonlin Grup diketahui dimiliki oleh pengusaha Samsudin Andi Arsyad atau dikenal dengan nama Haji Isam.