Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayora Indah (MYOR) Tetap Antisipasi Depresiasi Rupiah, Segini Porsi Ekspornya

Mayora Indah (MYOR) tetap mengantisipasi dampak depresiasi nilai tukar rupiah meski porsi penjualan ekspor perseroan cukup besar.
Kantor PT Mayora Indah Tbk. Mayora mengincar pertumbuhan pendapatan dobel digit sekitar 10 persen-15 persen pada 2022. - mayora
Kantor PT Mayora Indah Tbk. Mayora mengincar pertumbuhan pendapatan dobel digit sekitar 10 persen-15 persen pada 2022. - mayora

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten barang konsumer PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menyatakan perkembangan nilai tukar rupiah yang cenderung terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat tidak berdampak signifikan pada kinerja perseroan.

Sekretaris Perusahaan MYOR Yuni Gunawan menjelaskan bahwa mayoritas bahan baku yang dipakai Mayora telah dipasok dari dalam negeri. Selain itu, sekitar 40 persen penjualan MYOR disumbang dari pasar ekspor.

“Bahan baku Mayora sebagian besar lokal seperti minyak nabati dan kopi. Pendapatan kami 40 persen juga dari ekspor sehingga diuntungkan dengan pelemahan rupiah,” kata Yuni dalam jawaban tertulis yang diterima Bisnis, Minggu (10/7/2022).

Dalam paparan publik belum lama ini, Direktur Mayora Indah Wardhana Atmadja mencatat adanya kenaikan harga pada sejumlah komoditas yang dipakai dalam aktivitas produksi MYOR. Menurutnya, untuk mengantisipasi hal tersebut dan tantangan eksternal lainnya, Mayora Indah telah mencari lebih banyak pemasok bahan baku sehingga memperoleh bahan baku yang kompetitif harganya.

“Dan yang tidak dihindari kami harus melakukan beberapa kenaikan harga [jual]. Kami yakin kenaikan harga ini akan memulihkan sebagian dari margin perusahaan pada 2022 dan lebih baik lagi di 2023,” katanya.

BRI Danareksa Sekuritas dalam riset terbarunya menyebutkan Mayora Indah bakal menjadi salah satu emiten yang diuntungkan dengan perlambatan harga komoditas. Kedua emiten tersebut telah melakukan penyesuaian harga jual produk dan tetap memiliki basis pasar ekspor dan domestik yang kuat meski telah melakukan penyesuaian harga ke konsumen.

“Akibat harga komoditas yang tinggi sampai April 2022, emiten konsumer telah menyesuaikan harga jual. Indofood kembali menaikkan harga jual mi instannya sebesar 5 persen pada Juni 2022 dan Mayora berencana menaikkan rata-rata harga jual sekitar 8 persen di semester II/2022,” kata Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto.

Dalam perkembangan lain, harga komoditas global seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan gandum terpantau mulai melandai pada Juni 2022, setelah mencapai puncaknya pada April 2022.

Kebijakan Indonesia untuk kembali membuka akses ekspor CPO telah membuat harga komoditas tersebut terkoreksi 7,3 persen untuk pengiriman September menjadi 4.552 ringgit Malaysia per ton. Sementara itu, kenaikan harga gandum juga tidak seagresif sebelumnya. Prospek permintaan yang lebih rendah akibat kondisi perekonomian dan risiko inflasi berdampak negatif pada harga gandum.

“Kami meyakini harga gandum dan CPO yang lebih rendah akan menurunkan beban emiten konsumer di semester II/2022 dan membuat margin keuangannya lebih baik,” lanjutnya.

Berkaca dari perkembangan ini, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham MYOR dengan target harga Rp2.300. Mayora diprediksi akan membukukan kinerja ekspor yang kuat di kuartal III/2022 dengan kontribusi segmen ini yang mencapai 45 persen dari total pendapatan.

“Momen akhir tahun juga akan memberi dorongan bagi pendapatan Mayora di kuartal IV/2022. Harga jual rata-rata yang lebih tinggi di semester II/2022 dan harga komoditas yang melandai akan mendukung realisasi dari proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 10 persen,” kata Natalia.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper