Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arkora Hydro (ARKO) Baru IPO di BEI, Garap Proyek PLTA Tomasa dan Cikopo

Emiten pengelola pembangkit listrik tenaga air (PLTA), PT Arkora Hydro (ARKO) yang baru IPO di BEI tengah menggarap empat proyek di berbagai daerah.
PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO)
PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO)

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengelola pembangkit listrik tenaga air (PLTA), PT Arkora Hydro (ARKO) yang baru IPO di BEI tengah menggarap empat proyek di berbagai daerah.

Direktur Utama Arkora Hydro, Aldo Henry Artoko mengatakan, ARKO telah menyelesaikan pembangunan proyek mini hidro Cikopo-2 dengan total biaya US$1,65 juta/MW.

"Cikopo-2 merupakan pembangkit listrik berkapasitas 7,4 MW yang dimiliki dan dioperasikan oleh ARKO,” ujar Aldo dalam keterangan resmi, Jumat (8/7/2022).

Selain Cikopo, ARKO juga menggarap proyek Tomasa melalui anak usaha PT Arkora Sulawesi Selatan dengan kapasitas 10 (2x5) MW. Pengerjaan proyek ini menelan biaya investasi US$1,75 juta/MW, yang tergolong di bawah rata-rata industri di kisaran US$2,2 juta hingga US$2,5 juta/MW.

Aldo mengemukakan, bermodalkan pengalaman di bidang EBT, ARKO berencana mencari peluang akuisisi. “Kami juga aktif mencari proyek hidro berpotensi besar di atas 25 MW,” katanya.

Sementara itu, ARKO juga sedang menggarap proyek Yaentu di Poso, Sulawesi Tengah. Proyek Yaentu dengan kapasitas 10 (2x5) MW ini dikembangkan oleh PT Arkora Hydro Sulawesi.

“Proyek ini sedang dalam pengerjaan yang telah mencapai 50 persen,” imbuh Aldo.

Lebih lanjut, ARKO juga sedang melakukan persiapan tahap konstruksi proyek Kukusan-2 di Lampung, Sumatera dengan kapasitas 5,4 MW. Proyek PLTA ini ditargetkan beroperasi pada kuartal IV/2024.

Sebagai informasi, ARKO baru saja listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, (8/7/2022) dan mengantongi dana penawaran umum perdana saham (IPO) Rp182,67 miliar melalui penerbitan 608.895.000 saham baru senilai Rp300 per lembar saham di bursa.

Rencananya, ARKO akan menggunakan dana IPO tersebut untuk pengembangan proyek energi baru terbarukan (EBT) melalui investasi anak usaha sebesar 63 persen, dan sisanya 37 persen akan digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper