Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (6/7/2022). Beriringan dengan mayoritas mata uang lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda terpantau dibuka melemah 3,00 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.997,00 per dolar AS. Sementara itu, pada pukul 09.05 WIB, indeks dolar AS terpantau melemah 0,09 persen ke posisi 106,443.
Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia lain yang dibuka melemah di antaranya won Korea Selatan yang turun 0,54 persen, peso Filipina sama-sama turun 0,54 persen, ringgit Malaysia turun 0,12 persen, dan dolar Taiwan turun 0,05 persen terhadap dolar AS.
Di sisi lain, yen Jepang terpantau menguat 0,45 persen, yuan China menguat 0,17 persen, dan dolar Singapura menguat 0,10 persen terhadap dolar AS.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya mengatakan dolar menguat terhadap mata uang lainnya pada Selasa (5/7/2022), karena mendapatkan dukungan dari rebound kuat dalam imbal hasil Treasury 10 tahun AS yang melewati 2,95 persen setelah dibuka kembali dari hari libur.
Selain itu, Presiden AS Joe Biden dapat mengumumkan pembatalan beberapa tarif AS untuk barang-barang konsumen China minggu ini untuk melawan inflasi. Pemerintahan Biden juga dapat mengungkap penyelidikan subsidi industri, yang mungkin mengarah pada lebih banyak tugas di bidang strategis seperti teknologi.
Baca Juga
Sementara itu, di Asia Pasifik, aktivitas layanan China tumbuh pada tingkat tercepat pada Juni dalam hampir setahun karena pembatasan Covid-19 yang telah berkurang dan permintaan dihidupkan kembali.
Indeks manajer pembelian (PMI) layanan Caixin China naik menjadi 54,5 di bulan Juni. Dari dalam negeri, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan sinyal kebijakan baru dalam menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri.
Hal ini ditandai dengan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga dan kebijakan secara global di tengah ekonomi yang baru pulih, serta makin luasnya kebijakan proteksionisme oleh berbagai negara.
"Karena hal tersebut, BI memberikan sinyal kebijakan baru dalam beberapa bulan ke depan, untuk menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (5/7/2022).
Adapun untuk perdagangan hari ini Ibrahim memprediksi mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.990-Rp15.050.