Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JPMorgan Peringatkan Harga Minyak Bisa Naik Gila-gilaan ke US$380 per Barel

Harga minyak dunia berpotensi melambung hingga US$380 per barel seiring sanksi terhadap Rusia.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia terus merangkak akibat imbas sanksi AS dan Eropa yang memboikot pasokan minyak dari Rusia.

Mengutip data Bloomberg, Sabtu (2/7/2022) pukul 09.20 WIB harga minyak WTI Crude Oil untuk kontrak Agustus 2022 terpantau naik 2,52 persen menjadi US$108,43 per barel.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak September 2022 juga meningkat 2,38 persen senilai US$111,63 per barel.

Analis JP Morgan Chase & Co, Natasha Kaneva mewanti-wanti harga minyak global bisa mencapai US$380 per barel apabila krisis minyak terjadi.

Pasalnya, negara-negara G7 saat ini sedang menyusun mekanisme untuk membatasi harga minyak agar tidak melambung tinggi.

Posisi fiskal Moskow yang kuat menjadikan Rusia mampu memangkas produksi minyak mentah harian sebesar 5 juta barel tanpa mengganggu perekonomian.

Namun, untuk sebagian besar negara lainnya, hal ini dapat menjadi bencana dan menyebabkan harga minyak melesat ke level yang disebut ‘stratosfer’ atau menyentuh harga US$380 per barel.

“Risiko yang paling jelas dan mungkin dengan pembatasan harga adalah bahwa Rusia mungkin memilih untuk tidak berpartisipasi dan malah membalas dengan mengurangi ekspor. Ketatnya pasar minyak global ada di pihak Rusia,” ujar Natasha dikutip dari Bloomberg, Sabtu (2/7/2022).

Sebelumnya, dalam hasil riset yang diterbitkan Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) pada Jumat (1/7/2022), pergerakan harga minyak mendapat katalis negatif dari rencana Uni Eropa untuk menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

Selain itu, adanya desakan dari Presiden AS Joe Biden kepada negara produsen energi utama untuk meningkatkan produksi. Hal ini dalam rangka menekan lonjakan harga bensin yang rata-rata mencapai lebih dari US$5 per galon.

Rusia baru-baru ini tengah meningkatkan penjualan bahan bakar ke wilayah Afrika dan Timur Tengah pasca embargo penuh UE yang akan berlaku pada akhir 2022.

“Peralihan pasar tujuan penjualan komoditas energi Rusia mengindikasikan potensi semakin ketatnya pasokan energi di Eropa, melihat hingga saat ini Eropa belum mampu menemukan pemasok alternatif untuk kehilangan atas pasokan energi Rusia,” tulis analis ICDX.

Harga minyak dunia mengawali bulan ini dengan kenaikan, setelah sempat turun 9 persen pada Juni 2022. Hal ini terjadi menyusul kenaikan suku bunga The Fed dan bank sentral negara lainnya, serta wilayah Shanghai China yang dibuka kembali setelah lockdown.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper