Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) atau Bank BRI dan sejumlah bank lainnya menyepakati kredit sindikasi senilai Rp4,3 triliun untuk emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS).
Manajemen SSMS dalam keterangannya menyebutkan, SSMS sebagai debitur dan sindikasi bank yang terdiri dari (1) BRI, (2) PT Bank Woori Bersaudara Indonesia 1906 (Bank Woori), (3) PT Jtrust Indonesia Tbk. (Bank Jtrust), (4) PT Bank DKI (Bank DKI), (5) PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI), dan (6) PT Bank Maybank Indonesia (Maybank), melakukan perjanjian kredit sindikasi.
"Perjanjian kredit sindikasi sehubungan rencana SSMS mendapatkan fasilitas pembiayaan dari para kreditur sampai dengan Rp4,3 triliun," papar manajemen SSMS, Selasa (28/6/2022).
Jumlah kredit awal yang akan diberikan oleh BRI Cs ialah Rp3,6 triliun. Bunga pinjaman minimal 9 persen per tahun, dan bersifat reviewable sesuai dengan kondisi pasar dan persetujuan para kreditur mayoritas. Jangka waktu kredit 8 tahun.
Penambahan fasilitas pinjaman berdasarkan Perjanjian Pinjaman dilaksanakan untuk melakukan tender offer atas sebagian atau seluruh dari Obligasi Global senilai US$300juta atau sekitar Rp4,44 triliun (estimasi kurs Rp14.800 per dolar AS) yang diterbitkan oleh SSMS tahun 2018.
Sebelumnya, SSMS melaporkan telah menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp555 miliar untuk tahun 2022.
Baca Juga
Direktur SSMS Jap Hartono mengatakan, dana belanja tersebut dialokasikan baik untuk kepentingan penanaman maupun kegiatan penopang operasional lainnya.
Ia menuturkan, hingga kuartal I/2022, perusahaan telah menyerap lebih dari setengah total dana yang ada. Capex tersebut dipergunakan untuk beragam keperluan seperti pembuatan jalan dan perumahan pada fasilitas pendukung pabrik, hingga mekanisasi di pabrik perusahaan.
“Sejauh ini serapan capex kami mencapai 55 persen, yang digunakan untuk kegiatan penanaman maupun operasional,” katanya dalam paparan publik perusahaan, Senin (23/5/2022).
Ke depannya, Hartono mengatakan pihaknya optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan dan operasional. Hal ini seiring dengan tren harga CPO yang tinggi sepanjang tahun 2022.