Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Detik-Detik Jelang Pidato Powell di Kongres, Wall Street Merah

Bursa AS melemah karena Investor memperkirakan Powell akan menegaskan komitmen untuk mengekang inflasi.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Amerika Serikat (AS) melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (22/6/2022) menjelang pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres.

Investor memperkirakan Powell akan menegaskan komitmen untuk mengekang inflasi, sehingga menambah kekhawatiran bahwa kebijakan suku bunga the Fed yang agresif dapat menyeret ekonomi ke dalam resesi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Melemah 0,87 persen ke 30.263,57, sedangkan indeks S&P 500 terkoreksi 0,67 persen ke 3.739,38 dan Nasdaq Composite melemah 0,47 persen ke 11.017,35 pada pukul 09.49 waktu New York (20.39 WIB).

Di sisi lain, imbal hasil obligasi Treasury AS turun dengan imbal hasil 10 tahun bergerak di kisaran 3,16 persen. Dolar AS memangkas penguatan, sedangkan aset safe haven lainnya seperti emas naik.

Dengan hanya tujuh hari perdagangan tersisa hingga akhir Juni, indeks S&P 500 bersiap mencatat kinerja paruh pertama terburuk sejak kepresidenan Richard Nixon. Indeks turun 21 persen sejak awal tahun hingga penutupan Rabu.

Optimisme bahwa Federal Reserve dapat mencegah ekonomi mengalami hard landing memudar saat mereka memperkirakan pengetatan moneter yang agresif untuk menjinakkan inflasi.

Semua mata kini tertuju pada Powell saat dia berbicara kepada anggota parlemen saat ini. Kekhawatiran tentang ekonomi menyebar ke komoditas, menempatkan minyak dalam jalur pelemahan bulanan.

"Aksi pasar pagi ini memiliki kekhawatiran resesi. Obligasi reli, saham lebih rendah, minyak mentah dan tembaga diperdagangkan turun dan dolar reli lagi," tulis kepala investasi Bleakley Advisory Group Peter Boockvar, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/6/2022).

Pasar masih skeptis terhadap prospek aset berisiko. Chief Executive Officer Deutsche Bank AG Christian Sewing bergabung dengan para eksekutif dan pembuat kebijakan yang memperingatkan bahwa ekonomi global mungkin menuju resesi karena bank sentral meningkatkan upaya untuk mengekang inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper