Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Amerika Serikat (AS) melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (22/6/2022) menjelang pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres.
Investor memperkirakan Powell akan menegaskan komitmen untuk mengekang inflasi, sehingga menambah kekhawatiran bahwa kebijakan suku bunga the Fed yang agresif dapat menyeret ekonomi ke dalam resesi.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Melemah 0,87 persen ke 30.263,57, sedangkan indeks S&P 500 terkoreksi 0,67 persen ke 3.739,38 dan Nasdaq Composite melemah 0,47 persen ke 11.017,35 pada pukul 09.49 waktu New York (20.39 WIB).
Di sisi lain, imbal hasil obligasi Treasury AS turun dengan imbal hasil 10 tahun bergerak di kisaran 3,16 persen. Dolar AS memangkas penguatan, sedangkan aset safe haven lainnya seperti emas naik.
Dengan hanya tujuh hari perdagangan tersisa hingga akhir Juni, indeks S&P 500 bersiap mencatat kinerja paruh pertama terburuk sejak kepresidenan Richard Nixon. Indeks turun 21 persen sejak awal tahun hingga penutupan Rabu.
Optimisme bahwa Federal Reserve dapat mencegah ekonomi mengalami hard landing memudar saat mereka memperkirakan pengetatan moneter yang agresif untuk menjinakkan inflasi.
Baca Juga
Semua mata kini tertuju pada Powell saat dia berbicara kepada anggota parlemen saat ini. Kekhawatiran tentang ekonomi menyebar ke komoditas, menempatkan minyak dalam jalur pelemahan bulanan.
"Aksi pasar pagi ini memiliki kekhawatiran resesi. Obligasi reli, saham lebih rendah, minyak mentah dan tembaga diperdagangkan turun dan dolar reli lagi," tulis kepala investasi Bleakley Advisory Group Peter Boockvar, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/6/2022).
Pasar masih skeptis terhadap prospek aset berisiko. Chief Executive Officer Deutsche Bank AG Christian Sewing bergabung dengan para eksekutif dan pembuat kebijakan yang memperingatkan bahwa ekonomi global mungkin menuju resesi karena bank sentral meningkatkan upaya untuk mengekang inflasi.