Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dijadwalkan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada hari ini, Selasa (21/6/2022).
Berdasarkan keterangan resmi perseroan, RUPST INCO memiliki sejumlah agenda, antara lain persetujuan laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan perseroan, persetujuan penggunaan laba bersih, persetujuan pengangkatan kembali/perubahan susunan direksi.
Selain itu, ada juga agenda persetujuan remunerasi bagi anggota dewan komisaris perseroan serta gaji, tunjangan dan bonus bagi anggota direksi perseroan, serta persetujuan penunjukkan akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik.
Adapun salah satu agenda yang dinantikan investor adalah persetujuan penggunaan laba bersih. Hal ini terkait dengan pembagian dividen INCO.
Berdasarkan catatan, INCO membagikan dividen sebesar 40 persen dari laba bersih tahun buku 2020, atau setara Rp468,98 miliar pada Mei 2021. Ini merupakan pembagian dividen pertama Vale Indonesia setelah tidak membagikan dividen selama 6 tahun.
Berdasarkan data dari laman resmi Vale Indonesia yang dikutip Senin (20/6/2022), perseroan tercatat tidak membagikan dividen sejak 2015 hingga 2020. Data terakhir dividen yang terlampir di situs INCO tepatnya pada 2014. Jumlah laba perseroan pada 2014 tercatat senilai US$172,3 juta.
Baca Juga
Adapun, dividen yang dibagikan pada 2014 yakni sebesar US$0,01007 atau setara Rp123,81 per lembar saham dengan mengikuti kurs rupiah pada waktu itu senilai Rp11.864 per dolar AS.
Di halaman berbeda, tren dividen INCO tahun 2010 hingga 2013 tercantum secara terperinci. Pada 2010, dividen yang ditebar INCO mencapai US$0,0141 atau Rp128,17 per lembar saham sedangkan pada 2011 senilai US$0,0146 atau setara Rp178,44.
Pada 2012, dividen yang dibagikan INCO senilai US$0,0086 atau setara Rp89,40 per lembar saham. Tahun 2013, dividen per lembar sahamnya senilai US$0,00252 atau setara Rp24,60.
Ekspektasi pembagian dividen ini diperkuat oleh kinerja Vale Indonesia sepanjang 2021. INCO membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$165,79 juta, melonjak 100,19 persen dari tahun 2020 senilai US$82,81 juta.
CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy mengatakan, harga nikel yang lebih tinggi diiringi dengan strategi perusahaan dalam melakukan disiplin biaya turut memberikan dampak positif pada kinerja keuangan.
“Mengingat volatilitas di pasar, kami tetap fokus untuk mengoptimalkan kapasitas produksi kami dan meningkatkan efisiensi operasi kami,” ujar Febriany belum lama ini, dikutip dari keterangan resmi di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun penjualan INCO pada 2021 tercatat meningkat 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari US$764,7 juta menjadi US$953,2 juta.
Sementara itu, pada kuartal I/2022, INCO mencatatkan laba bersih yang ditopang oleh harga nikel yang juga meningkat. Laba bersih di periode ini senilai US$67,6 juta.