Bisnis.com, JAKARTA — Perkembangan proyek pelabuhan, area penambangan, dan rencana area HPAL Plant di Blok Pomalaa mendapatkan perhatian serius dari manajemen PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan mitranya Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou).
Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) dan rombongan secara khusus terbang dari Zhejiang, China, dan mendarat di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Selanjutnya bersama CEO PT Vale Febriany Eddy bertemu dengan Bupati Kolaka Ahmad Safei dan juga mengunjungi lokasi proyek tersebut.
Pada kunjungan ini, Vale Indonesia dan Huayou kembali mempertebal komitmen dan soliditas, agar proyek di Blok Pomalaa segera terealisasi, dan beroperasi dengan semangat keberlanjutan.
"Bahwa proyek di Pomalaa bukan “akan” melainkan “sedang” dalam tahap pengerjaan," kata CEO Vale Indonesia Febriany, dalam keterangan pers, Senin (13/6/2022).
Bupati Kolaka, Ahmad Safei mengharapkan Vale Indonesialebih cepat merealisasikan pabrik di Kolaka. Dengan berdirinya pabrik, akan memberdayakan masyarakat lokal sehingga angka pengangguran dan kemiskinan bisa berkurang.
"Jika Vale Indonesia membutuhkan bantuan, Pemerintah Kabupaten Kolaka, siap membantu sesuai dengan kewenangannya," terang Ahmad.
Sementara, Chairman Chen menyatakan, melihat kerja sama yang bagus, kolaborasi yang bagus antara Vale dengan masyarakat sekitar, sehingga Huayou juga akan merasa lebih tenang.
VP Huayou Gao Baojun menambahkan, setelah berkunjung langsung ke Blok Pomalaa, pihak Huayou juga semakin optimistis bahwa investasi di Pomalaa adalah keputusan yang baik, dan proyek ini menjadi salah satu yang terbaik bagi Huayou.
Kesepakatan antara PT Vale Indonesia dimulai pada penandatanganan kerangka kerja sama dengan Huayou pada 27 April 2022 lalu. Pada kerangka kerja sama, Huayou akan membangun pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan teknologi dan proses sesuai standar kelas dunia.
Sementara itu, Vale Indonesia akan berperan melakukan penambangan nikel berupa bijih limonit dan bijih saprolit berkadar rendah. Operasi HPAL di Blok Pomalaa ini menargetkan kapasitas produksi hingga 120.000 metrik ton nikel per tahun.
Vale Indonesia dan Huayou sepakat untuk berkerja sama dengan skema rendah karbon. Keduanya berkomitmen untuk sama sekali tidak menggunakan batu bara sebagai bahan baku pembangkit listrik.
Baca Juga
Dengan kata lain, emiten bersandi saham INCO dan Huayou akan mencari alternatif sumber energi yang lebih ramah lingkungan untuk meminimalisasi jejak karbon dari operasi pertambangan di wilayah ini.