Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerasi otomotif, PT Astra International Tbk. (ASII) bakal menjajal sektor baru setelah mengakuisisi saham minoritas emiten kesehatan PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL).
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per Kamis (9/6/2022) Astra menguasai 5,01 persen atau 747,42 juta saham HEAL. Adapun, pada hari sebelumnya tidak terdapat nama Astra dalam susunan pemegang saham HEAL, yang artinya masih di bawah 5 persen.
Grup Astra International masuk pertama kali ke Hermina dengan membeli saham private placement emiten RS tersebut di awal kuartal II/2022.
Melalui jalur suntikan modal langsung, Astra memborong 30 juta saham HEAL dan menguasai 0,2 persen saham. Direksi Astra pun masuk jajaran komisaris emiten jaringan rumah sakit Hermina tersebut.
Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menjelaskan Astra selalu mengeksplorasi sektor-sektor potensial di tanah air, yang prospek pertumbuhannya baik untuk jangka panjang sekaligus yang sejalan dengan arah ekonomi Indonesia.
Setelah memperluas portofolio bisnisnya ke sektor kesehatan, grup Astra tengah menjajaki sektor energi baru terbarukan sebagai sektor potensial untuk dikembangkan.
Baca Juga
"Sektor energi terbarukan adalah salah satu sektor yang ingin dikembangkan lebih baik kedepannya, karena ke depan ekonomi dunia termasuk Indonesia akan menuju ekonomi hijau atau ekonomi yang rendah karbon. Oleh karenanya, Astra sedang mempelajari peluang-peluang investasi di sektor ini," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (15/6/2022).
Kemudian, sektor ekonomi baru, yang Astra sudah melakukan investasi pada sektor ini melalui investasi pada start-up Indonesia, dan juga berbagai inovasi di Grup Astra sendiri yang sudah menghasilkan produk-produk digital, seperti Moxa, Astrapay dan Seva 2.0 di grup jasa keuangan.
Selain itu, masih banyak produk digital lain hasil inovasi internal Grup yang ditujukan memodernisasi bisnis inti.
Harapannya, inisiatif-inisiatif ini akan menciptakan proses yang efisien, meningkatkan produktivitas dan mendorong kapasitas digital Astra, maupun ditujukan menciptakan arus pendapatan baru bagi Grup.
"Jadi, lini usaha yang sudah ada akan diperkuat, sembari terus menjajaki potensi sektor-sektor baru yang prospeknya baik di Indonesia dalam jangka panjang," terangnya.
Penjualan mobil emiten otomotif ini mengalami penurunan pada Mei 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil grup Astra pada Mei 2022 mencapai 23.059 unit, turun 18,72 persen dibandingkan dengan Mei 2021 yang sebanyak 28.373 unit. Jumlah tersebut juga menurun bila dibandingkan dengan April 2022 sebesar 46.498 unit.
Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto menjelaskan penjualan mobil Astra pada Mei 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.
“Jumlah hari kerja yang lebih sedikit pada bulan Mei 2022 berdampak terhadap penjualan mobil bulan Mei 2022. Tren penjualan mobil diharapkan dapat terus membaik dan dapat mencapai target penjualan mobil nasional yang dicanangkan oleh GAIKINDO tahun ini,” jelasnya dikutip dari keterangan resmi perusahaan.
Pangsa pasar Astra juga turun menjadi 47 persen dibandingkan dengan Mei 2021 yang sebesar 52 persen. Adapun, pangsa pasar mobil LCGC Astra juga menurun menjadi 67 persen dibandingkan dengan bulan April 2022 sebesar 71 persen dan Mei 2021 sebesar 75 persen.
Adapun, harga saham ASII masih berkutat di zona merah dengan turun 3,94 persen atau 275 poin ke level 6.700 pada perdagangan Rabu (15/6/2022). Kapitalisasi pasarnya pun berada di level Rp271,24 triliun.