Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konstruksi dan tambang PT Hillcon Tbk. mengumumkan siap melakukan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO). Adapun, harga yang ditawarkan senilai Rp250-Rp400 per saham.
Berdasarkan prospektus Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya sebesar 2.211.500.000 saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah Saham Baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan. Adapun nilai nominal sahamnya Rp20.
Dari saham yang ditawarkan, Perseroan juga menargetkan dapat meraih dana hingga sebanyak-banyaknya sebesar Rp884,6 miliar.
Penawaran Umum Perdana Saham akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi, hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), hak atas pembagian saham bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan dalam UUPT.
Terkait dengan IPO, Perseroan mengandalkan sektor pertambangan dan konstruksi sipil di Indonesia, di mana masih banyak ruang untuk berkembang dan banyak pasar atau sumber daya manusia dan alam yang memiliki potensi tinggi.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Januari 2022, Indonesia memiliki cadangan batu bara sebanyak 31,7 miliar ton dan sumber daya batu bara sebanyak 91,6 miliar ton.
Baca Juga
Selain itu, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk periode 2021-2030, akan ada kenaikan kebutuhan bahan bakar pembangkit di Indonesia hingga 153 juta ton pada tahun 2030. Kebutuhan energi ini merupakan salah satu faktor penggerak untuk kebutuhan batu bara secara domestik.
Selanjutnya, pasar hasil tambang nikel mengalami kenaikan dan memiliki prospek kedepan yang bagus. Salah satu yang mendorong adalah produksi baja nirkarat yang menggunakan nikel sebagai salah satu bahan produksi.
Menurut MEPS International Ltd, produksi baja nirkarat global diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi 58 juta ton atau naik sebesar 3 persen year on year pada tahun 2022. Di Indonesia sendiri, per akhir kuartal ketiga tahun 2021, Indonesia berhasil melewati India untuk menjadi negara penghasil baja nirkarat kedua terbesar. Sumber daya nikel yang melimpah di Indonesia diperkirakan akan menigkatkan produksi baja nirkarat lebih dari 6 persen pada tahun 2022.
Untuk pasar internasional, China mengalami kenaikan permintaan domestik terhadap produksi baja nirkarat. Dengan adanya kenaikan permintaan ini, Pemerintah China mengeluarkan stimulus untuk mengimbangi kenaikan ini.
Dengan adanya kenaikan ini, persediaan nikel China mengalami penurunan 73,7 persen year on year menjadi pada kuartal kedua 2021 dan impor China mengalami kenaikan 45,5 persen pada kuartal kedua 2021 menjadi 55.000 ton. Selain itu, permintaan global atas nikel diharapkan dapat tumbuh dalam jangka panjang seiringan dengan perkembangan produksi kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon.
Hal tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas, diharapkan sektor penyedia jasa pertambangan akan tumbuh pesat dalam 10 tahun kedepan.
"Selain jasa pertambangan dan jasa konstruksi sipil, Grup Perseroan juga mendirikan Perusahaan Anak yang bergerak di bidang usaha properti yang dijalankan oleh HJL," jelas manajemen perseroan dalam prospektus, Rabu (15/6/2022).
Kegiatan usaha terkait properti ini juga merupakan salah satu rencana jangka panjang Perseroan untuk mendiversifikasikan usaha yang ada di grup Perseroan.