Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Meningkat di Kuartal I/2022, Prospek Mitratel Cerah Sepanjang 2022?

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) diperkirakan masih memiliki potensi pertumbuhan besar, didukung oleh jumlah menara dan tenancy ratio perseroan.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam paparan publik Mitratel secara daring, Jumat (22/4/2022).
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam paparan publik Mitratel secara daring, Jumat (22/4/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha Telkom PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) aias Mitratel mencatatkan pertumbuhan kinerja di kuartal I/2022. Analis memperkirakan emiten menara ini masih memiliki ruang untuk tumbuh di 2022.

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi dalam risetnya menuturkan, potensi kinerja pertumbuhan MTEL masih cukup besar ke depannya. Hal ini didukung oleh banyaknya jumlah menara perseroan yakni sejumlah 28.577 menara dan tenancy ratio yang mencapai 1,51 kali.

Sejauh ini, kata Yosua, MTEL memiliki 662 order book pembangunan menara B2S dan 1.182 order book penyewaan untuk tahun ini dan tahun depan. Dengan demikian, secara pro-forma, MTEL memiliki 44.283 tenant dan 29.239 menara dengan tenancy ratio 1,51 kali.

"Jumlah menara tersebut semakin mengukuhkan MTEL sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia," tulis Yosua dalam risetnya, dikutip Senin (13/6/2022).

Dia melanjutkan, tenancy ratio MTEL di kuartal I/2022 cenderung stabil di 1,51 kali, akibat sedikitnya permintaan kolokasi. Hal tersebut terlihat dari proporsi pendapatan dari luar Grup Telkom yang sebesar 34,35 persen, lebih rendah dari 2021 sebesar 35,22 persen, dan diperkirakan baru akan naik pada semester II/2022.

"Kami memperkirakan pada tahun penuh 2022, MTEL akan menambah 750 menara dan 3.750 tenant, serta 500 unit menara dan 3.500 tenant pada 2023," tuturnya.

Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY untuk MTEL dengan target harga di Rp915.

Adapun Yosua memandang risiko utama dari kinerja MTEL adalah turunnya permintaan dan harga sewa menara, perubahan kebijakan pemerintah, dan konsolidasi antar perusahaan operator telekomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper