Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melemah 16 Persen, Bagaimana Prospek Saham London Sumatera (LSIP) ke Depan?

Emiten perkebunan Grup Salim, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk., diprediksi masih mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2022 meski dibayangi tren penurunan produksi CPO.
Gedung PT PP London Sumatra Tbk di Medan./Bisnis
Gedung PT PP London Sumatra Tbk di Medan./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan Grup Salim, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk., diprediksi masih mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2022 meski dibayangi tren penurunan produksi CPO.

Berdasarkan data RTI, dalam tiga bulan belakangan saham LSIP telah melemah 16 persen. Meski begitu, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio optimistis perseroan memiliki prospek yang cerah.

Pasalnya, penurunan volume penjualan LSIP terjadi di tengah menguatnya harga produk-produk sawit. Sementara itu, pertumbuhan laba bersih ditopang oleh penurunan beban pokok penjualan yang cukup besar.

Menurutnya, penurunan produksi TBS akan mempengaruhi penjualan CPO setidaknya selama paruh pertama tahun 2022. Hal ini merupakan imbas dari kondisi cuaca yang membuat kegiatan panen terhambat.

“Namun, kami memproyeksikan LSIP masih memiliki ruang untuk memaksimalkan pendapatannya di sisa akhir tahun ini,” jelasnya saat dihubungi, Kamis (9/6/2022).

Frankie memaparkan, prospek positif LSIP salah satunya didukung oleh harga CPO yang cenderung masih tinggi. Selain itu, harga minyak mentah dunia saat ini juga masih berada di level tinggi, yang membuat permintaan CPO sebagai bahan baku bio diesel cukup besar.

LSIP juga akan diuntungkan dengan penurunan produksi CPO dari Malaysia tahun ini. Adapun, Malaysia merupakan produsen CPO terbesar di dunia.

Selanjutnya, Frankie merekomendasikan untuk beli (buy) saham LSIP dengan target harga pada level Rp1.700. Ia mengatakan, potensi perbaikan kinerja di kuartal II dan III nantinya menjadi sentimen positif yang memberikan akselerasi kenaikan harga saham LSIP sebelum penutupan tahun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada Kamis (9/6/2022), emiten berkode saham LSIP itu mencatatkan laba bersih senilai Rp305 miliar pada kuartal I/2022. Jumlah tersebut naik 2 persen dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal I/2021 lalu senilai Rp297 miliar.

Kenaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan laba kotor dan penurunan beban operasi yang sebagian diimbangi oleh kenaikan beban operasi lain.

Sementara itu, penjualan LSIP tercatat turun 36 persen yoy menjadi Rp765 miliar dari Rp1,19 triliun pada kuartal I/2021.

“Hal ini terjadi terutama karena penurunan volume penjualan produk sawit walaupun terdapat kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit,” demikian penjelasan manajemen LSIP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper