Bisnis.com, JAKARTA - PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) mendapatkan restu pemegang saham untuk melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, setelah sebelumnya sempat tertunda.
Wakil Presiden Direktur TBS Energi Utama Pandu Sjahrir menyampaikan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) TOBA menyetujui rencana perseroan melakukan rights issue.
"RUPST menyepakati rencana pelaksanaan rights issue dalam periode 12 bulan ke depan," paparnya dalam konferensi pers setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (8/6/2022).
Rapat kali ini juga menyetujui pembatalan rencana rights issue yang disepakati pada RUPST Juni 2021 kondisi pasar yang belum mendukung. Selain itu, RUPST juga menyepakati pengangkatan Juli Oktarina sebagai salah satu direktur perusahaan dan tidak membagikan dividen.
Dalam prospektus, TOBA akan melakukan HMETD dengan melepas sebanyak-banyaknya 850.491.185 atau 850,49 juta saham dengan nilai nominal Rp50.
Penambahan modal dari hasil HMETD akan memperkuat struktur permodalan TOBA serta mendukung perkembangan dan ekspansi usaha. Peningkatan modal dalam jangka panjang diharapkan akan dapat meningkatkan daya saing usaha dan meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi pemegang saham TOBA.
Baca Juga
Pandu Sjahrir menyampaikan perusahaan memutuskan menahan laba untuk pengembangan bisnis energi terbarukan dan kendaraan listrik.
“Penggunaan laba akan kami gunakan untuk modal bisnis dan investasi kembali energi baru terbarukan dan juga untuk electric vehicles [kendaraan listrik],” katanya.
Berdasarkan laporan keuangan, TOBA membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$48,08 juta sepanjang 2021, naik 95,74 persen dibandingkan dengan posisi 2020 sebesar US$24,56 juta.
TOBA sendiri memang menargetkan peningkatan porsi bisnis hijau terhadap pemasukan perusahaan. Dalam dua tahun ke depan atau sampai 2024, porsi pendapatan dari energi fosil dan energi terbarukan diharapkan mencapai 50:50.