Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alfamidi (MIDI) Raup Laba Rp89,13 Miliar di Kuartal I/2022, Naik Nyaris 100 Persen!

Laba Alfamidi di kuartal I/2022 naik dibandingkan dengan Rp45,92 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Gerai Alfamidi./JIBI-Nurul Hidayat
Gerai Alfamidi./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola ritel Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) membukukan pertumbuhan kinerja sepanjang kuartal I/2022. Laba MIDI tercatat naik hamper dua kali lipat secara tahunan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba MIDI periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp89,13 miliar, naik 94,09 persen dibandingkan dengan Rp45,92 miliar di kuartal I/2021.

Laba tersebut ditopang oleh pendapatan bersih MIDI di kuartal I/2022 yang mencapai Rp3,58 triliun, meningkat dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar Rp3,06 triliun. Mayoritas pendapatan disumbang penjualan produk makanan sebesar Rp2,57 triliun, sementara penjualan nonmakanan Rp1,01 triliun.

Beban pokok pendapatan MIDI juga naik menjadi Rp2,64 triliun, dari sebelumnya Rp2,25 triliun. Meski demikian, perseroan masih membukukan kenaikan laba kotor sebesar 16,74 persen secara YoY menjadi Rp939,95 miliar dan laba usaha meningkat 54,31 persen YoY menjadi Rp150,66 miliar.

Emiten pengelola jaringan ritel Alfamidi dan Lawson tersebut tahun ini menargetkan pertumbuhan kinerja moderat, di tengah antisipasi inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga. Pada 2021, MIDI membukukan pendapatan neto konsolidasian sebesar Rp13,58 triliun, tumbuh 7,30 persen dari Rp12,66 triliun di 2020.

Pertumbuhan tahunan pada 2021 lebih rendah daripada 2020 yang mencapai 8,90 persen. Perseroan menyebutkan realisasi pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah pada 2021 disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih terdampak oleh pandemi Covid-19.

“Kami melihat tahun ini secara data ekonomi mulai membaik, dengan rekor mudik, kami optimistis bisa tumbuh lebih dari itu. Namun kami berusaha moderat, kami tidak terlalu agresif tetapi tetap berusaha tumbuh, minimal sama dengan tahun lalu. Dari sisi laba juga demikian,” kata Direktur Keuangan MIDI Suantopo Po dalam paparan publik, Rabu (25/5/2022).

Target moderat ini juga ditetapkan perusahaan di tengah antisipasi kenaikan inflasi. Di sisi lain, Bank Indonesia juga berpotensi menaikkan suku bunga acuan pada semester II/2022.

“Kita juga perlu mempertimbangkan tingkat inflasi. Kita tahu tingkat suku bunga The Fed Sudah naik 2 kali dan BI belum melakukan perubahan, tetapi ada potensi pada semester II/2022. Itu juga yang perlu kami perhatikan. Kami tidak ingin terlalu agresif, tetapi tetap tumbuh moderat,” tambahnya.

Untuk mencapai target 2022, Suantopo mengatakan MIDI akan memperkuat posisi sebagai perusahaan ritel multi-format. Perusahaan sejauh ini mengelola jaringan ritel dengan merek Alfamidi, Alfamidi Super, Midi Fresh, dan Lawson dengan dengan total 2.095 gerai Sampai akhir Desember 2021.

“Kami juga akan mengoptimalkan layanan belanja online melalui aplikasi Midi Kriing dan juga melalui channel lainnya. Dari sisi merchandising, kami akan menyediakan produk yang lebih lengkap untuk memaksimalkan area penjualan dan optimalisasi margin dengan harga yang kompetitif,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper