Bisnis.com, JAKARTA - Emiten ritel milik pengusaha Djoko Susanto PT Midi Utama IndonesiaTbk. (MIDI) mempersiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,5 triliun untuk 2025. Rencananya, MIDI akan membuka 200 gerai baru tahun ini.
Corporate Secretary MIDI Suantopo Po menerangkan perseroan menargetkan anggaran belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp1,5 triliun untuk 2025. Nantinya, sekitar 60% dari capex akan digunakan untuk pengembangan gerai baru.
”Sisanya untuk gudang baru, perpanjangan sewa, renovasi gerai, dan renovasi gudang yang sudah ada,” kata Suantopo dalam paparan publik MIDI, Kamis (22/5/2025).
Pada 2025 ini MIDI menargetkan pembangunan 200 gerai baru Alfamidi Grup, yang termasuk gerai Alfamidi, Alfamidi Super, dan Alfamidi Fresh. Sementara itu, sepanjang kuartal I/2025, target itu baru terealisasi sekitar 17,5% atau 35 gerai.
Suantopo mengakui semester I memang cenderung mengalami perlambatan dari sisi pembangunan gerai. Sejumlah faktor seperti libur Lebaran dan puasa yang membuat sulitnya perseroan mendatangkan SDM dari Jawa untuk pembangunan gerai di luar Jawa.
Selain itu, divestasi kepemilikan saham MIDI di Lawson kepada induk usahanya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), dinilai menjadi upaya lain untuk perseroan bertumbuh.
Suantopo menerangkan, pelepasan kepemilikan saham itu dilakukan dalam upaya perseroan untuk lebih fokus terhadap segmen bisnis eceran MIDI.
Menurut Suantopo, langkah ini tidak akan memberatkan kinerja perseroan untuk mengejar target pertumbuhan, meskipun Lawson menyumbang pendapatan neto terhadap MIDI sebesar 6,8% pada 2024. Menurutnya, kontribusi Lawson tidak signifikan.
Maka dari itu, setelah pelepasan saham MIDI di Lawson, perseroan berencana menggunakan dana senilai Rp200,45 miliar sebagai salah satu sumber capex 2025 dan melakukan ekspansi untuk mengejar target gerai.
”Kita lihat bahwa memang Alfamidi masih kontribusi terbesar ya, 87,6%. Dengan nanti Lawson sudah divestasi, nanti kontribusi Alfamidi pasti akan naik di atas 90%. Jadi memang fokus utama kita adalah pada Alfamidi,” lanjutnya.
Berdasarkan Laporan Keuangan, MIDI mencatatkan pertumbuhan pendapatan tahunan hingga 14,62% year-on-year dari Rp17,35 triliun pada 2023, menjadi Rp19,88 triliun pada 2024.
Pendapatan pengelola Alfamidi itu terutama ditopang oleh segmen makanan yang meraih Rp11,66 triliun pada 2024 atau naik 11,70% YoY. Sementara itu, segmen non-makanan juga meningkat 17,05% YoY menjadi Rp5,25 triliun.
Seiring dengan itu, beban pokok pendapatan perseroan juga terkerek 14,11% YoY menjadi Rp14,65 triliun pada 2024. Dengan demikian, MIDI mencatatkan laba kotor sebesar Rp5,23 triliun alias meningkat 16,05% YoY.
Setelah diakumulasikan, MIDI mencetak laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp546,41 miliar pada 2024 alias meningkat 5,76% YoY dari Rp516,66 miliar pada 2023.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.