Bisnis.com, JAKARTA – Laporan mengenai pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Selasa (31/5/2022).
Dolar AS melanjutkan penurunannya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena selera risiko di seluruh pasar sementara menguat, didukung oleh data ekonomi yang menggembirakan dan taruhan bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan pada kecepatan yang lebih lambat.
Indeks dolar berada di jalur untuk penurunan bulanan pertama dalam lima bulan, karena mata uang safe-haven kehilangan tenaga setelah awal yang sangat kuat untuk tahun ini.
Indeks dolar berada di jalur untuk penurunan lebih dari 1,5 persen pada Mei - meskipun tetap naik sekitar 6,0 persen pada tahun ini. Terakhir turun 0,3 persen hari ini di 101,440.
Perdagangan kemungkinan akan ringan hingga Senin (30/5/2022) karena pasar saham dan obligasi AS tutup untuk libur umum Memorial Day.
Data pada Jumat (27/5/2022) menunjukkan bahwa belanja konsumen AS naik lebih besar dari yang diharapkan pada April karena rumah tangga mendorong pembelian barang-barang dan jasa-jasa, dan kenaikan inflasi melambat.
Baca Juga
Para analis mengatakan data yang menggembirakan, ditambah dengan taruhan pada jalur pengetatan yang lebih hati-hati oleh The Fed, melemahkan dolar.
Pasar saham dunia naik pada Senin (30/5/2022), karena pelonggaran pembatasan COVID-19 dan stimulus baru di China membantu mempertahankan rebound minggu lalu.
Yuan China yang diperdagangkan di luar negeri menguat sebanyak satu persen terhadap dolar di tengah berita pembukaan kembali pembatasan Covid-19, dan terakhir naik 0,7 persen pada 6,6771 yuan per dolar.
"Bagaimana konsumen AS bermain dari sini dan dari perspektif global bagaimana kinerja ekonomi China akan menjadi penentu penting bagi selera risiko investor yang lebih luas," kata analis mata uang di MUFG dikutip dari Antara.
Sejumlah data ekonomi lebih lanjut akan dirilis minggu ini yang dapat memberikan petunjuk tentang prospek pertumbuhan global, termasuk angka pekerjaan AS dan angka Indeks Manajer Pembelian (PMI) China.
Data inflasi dari Jerman dan Spanyol pada Senin (30/5/2022) menunjukkan kenaikan harga-harga mengalami percepatan pada Mei, didorong oleh melonjaknya harga energi, menjelang angka inflasi zona euro pada Selasa waktu setempat.
Angka inflasi membantu membatasi kenaikan euro, dengan mata uang tunggal naik 0,3 persen pada 1,07700 dolar AS, setelah sebelumnya mencapai tertinggi bulanan di 1,07810 dolar AS.
Mata uang safe-haven yen turun kembali 0,5 persen menjadi 127,715 yen per dolar. Sterling naik tipis 0,1 persen menjadi 1,26405 dolar AS.
Mata uang kripto mencoba rebound tetapi bitcoin, yang naik 4,0 persen, masih bertahan di sekitar 30.000 dolar AS.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pukul 10.05 WIB masing-masing sebesar Rp14.580 dan Rp14.600 untuk e-rate.
Berdasarkan TT counter, BRI menetapkan harga beli sebesar Rp14.495 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp14.695 per dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.530 - Rp14.580.