Bisnis.com, JAKARTA – Pasar kripto mengalami pekan yang buruk lagi, dan tekanan terhadap bitcoin dan kawan-kawannya berpotensi terus berlanjut.
Mengutip Bloomberg, Sabtu (28/5/2022), bitcoin memimpin penurunan aset digital di seluruh spektrum kripto, dengan mengalami kerugian mingguan kedelapan berturut-turut dalam kemerosotan terpanjang sejak Agustus 2011.
Bitcoin turun 2,4 persen pada Jumat (27/5/2022) menjadi sekitar US$28.700 pada pukul 5 sore waktu New York, diterpa oleh hambatan makro pengetatan moneter Federal Reserve dan dampak spesifik kripto dari ledakan stablecoin algoritmik TerraUSD bulan ini, yang terus membebani aset digital.
Secara keseluruhan, pasar kripto telah kehilangan sekitar US$500 miliar nilai pasar sejauh ini pada Mei 2022, atau mengalami penurunan sebesar 29 persen.
Mata uang kripto turun bahkan ketika aset berisiko seperti saham naik.
“Anjloknya pasar kripto mengambil banyak kepercayaan dari kelas aset. Oleh karena itu, lantaran investor menjadi sedikit lebih percaya diri tentang pasar secara umum, mereka melihat area lain. Mereka tidak ingin terbakar lagi di kripto,” kata Matt Maley, kepala strategi pasar di Miller Tabak + Co.
Baca Juga
Ether, cryptocurrency terbesar kedua, dan altcoin lain yang terkait dengan proyek DeFi populer seperti Avalanche dan Solana termasuk di antara penurunan terbesar, anjlok antara 4 persen dan 6 persen pada Jumat.
Bahkan data pasar menunjukkan di pasar nonfungible token (NFT), koleksi populer seperti Bored Ape Yacht Club dan CryptoPunks berada di bawah tekanan.
Dengan runtuhnya Terra yang memukul altcoin lebih keras, Bitcoin sekarang mengklaim bagian yang lebih besar dari cryptosphere, terhitung 44 persen dari total nilai pasar. Itu yang terbesar sejak Oktober, tepat sebelum pasar bullish terbaru memuncak, berdasarkan data dari CoinGecko.
Kendati demikian, klaim tersebut bukan berarti seolah-olah bitcoin terhindar dan guncangan pasar. Sekarang harga bitcoin telah turun hampir 60 persen dari level tertinggi sepanjang masa pada November 2021, sekalipun umumnya bitcoin diperdagangkan dalam kisaran US$28.000 hingga US$30.000 dalam beberapa minggu terakhir.
Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index, mengatakan tidak diragukan lagi bahwa korelasi kuat antara cryptocurrency dan aset berisiko lainnya telah runtuh baru-baru ini. Karena saham teknologi di AS reli setelah berminggu-minggu lesu, sedangkan aset digital sebagian besar tetap berada di bawah tekanan.
“Ini jauh dari decoupling yang dicari oleh bull Bitcoin. Saya ragu ini akan menjadi akhir dari korelasi positif Bitcoin-Nasdaq. Namun, kekhawatirannya adalah Bitcoin hanya dapat melacak Nasdaq ketika jatuh,” kata Cincotta
Pergerakan Bitcoin di bawah US$28.000 akan menjadi signifikan untuk melanjutkan tren turun dan menguji level terendah US$25.425 tahun ini, kata Cincotta. Di luar ini, level US$20.000 adalah tingkat psikologis berikutnya yang ikut bermain. Di sisi lain, pembeli akan mencari pergerakan di atas US$31.500 untuk setiap peluang pemulihan harga.