Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat tipis pada perdagangan Rabu (25/5/2022), didukung oleh ketatnya pasokan dan data penurunan stok minyak mentah AS.
Dilansir dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Juli ditutup menguat 0,47 poin atau 0,4 persen ke level US$114,03 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli naik 0,56 poin atau 0,5 persen ke US$110,33 per barel.
Pemerintah AS mencatat stok minyak mentah turun satu juta barel pekan lalu, dengan persediaan bensin juga turun tipis. Stok minyak sulingan naik 1,7 juta barel. Pabrik penyulingan meningkatkan kecepatan pemrosesan, meningkatkan penggunaan kapasitas menjadi 93,2 persen, tertinggi sejak Desember 2019.
Pabrik penyulingan harus menjaga fasilitas berjalan berjalan dengan kapasitas penuh untuk menghadapi permintaan yang tinggi, terutama dari luar negeri, karena ekspor produk olahan naik menjadi lebih dari 6,2 juta barel per hari pekan lalu. Ekspor yang tinggi dan pengurangan kapasitas penyulingan berarti stok bensin telah menyusut di Amerika Serikat.
Perjalanan Memorial Day AS akhir pekan yang akan datang ini diperkirakan akan menjadi yang tersibuk dalam dua tahun, menyebabkan permintaan bahan bakar meningkat karena lebih banyak pengemudi turun ke jalan dan mengabaikan pembatasan pandemi virus corona meskipun harga bahan bakar tinggi.
"Kami tidak melihat adanya elastisitas dalam permintaan produk olahan. Orang-orang masih akan mengemudi,” kata direktur riset pasar Tradition Energy Gary Cunningham, dilansir Antara, Kamis (26/5/2022).
Baca Juga
Pasokan minyak mentah global terus mengetat karena pembeli menghindari minyak dari Rusia, eksportir terbesar kedua di dunia, setelah invasi ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus.
Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel mengatakan pada Rabu bahwa Uni Eropa berharap dapat menyepakati sanksi yang akan memblokir impor minyak dari Rusia sebelum pertemuan Dewan Eropa berikutnya.