Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih sepanjang tiga bulan pertama 2022 ditopang oleh kontribusi sewa operator telekomunikasi besar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang terbit Rabu (25/5/2022), pendapatan Tower Bersama meningkat 15,43 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp1,64 triliun. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, emiten berkode saham TBIG ini hanya membukukan pendapatan Rp1,42 triliun.
Pendapatan TBIG ini ditopang oleh sewa menara dari sejumlah operator seperti PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp579,5 miliar, naik 85,27 persen yoy dari Rp312,6 miliar. Kemudian, dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang naik 5,36 persen dari Rp537,5 miliar, menjadi Rp566,3 miliar.
Kemudian, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang meningkat 10,02 persen menjadi Rp258,4 miliar, dari Rp234,8 miliar secara yoy. Kemudian PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) meningkat 18,8 persen menjadi Rp125,2 miliar, dari Rp105,4 miliar yoy.
Adapun pendapatan dari PT Hutchison 3 Indonesia berkurang signifikan menjadi Rp7,5 miliar dari Rp233,3 miliar atau turun 96,76 persen yoy. Sementara itu, pendapatan dari lainnya turun 39,37 persen menjadi Rp3,2 miliar, dari Rp5,4 miliar yoy.
Selain pendapatan, laba kotor perseroan juga meningkat menjadi Rp1,23 triliun di kuartal I/2022, dari Rp1,08 triliun di kuartal I/2021. Laba kotor ini meningkat 13,78 persen secara tahunan.
Baca Juga
Perseroan juga mencatatkan peningkatan laba dari operasi 14,65 persen dari Rp981,2 miliar, menjadi Rp1,12 triliun.
Dengan kinerja pendapatan dan laba kotor serta laba operasi tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan juga meningkat menjadi Rp415,2 miliar. Laba bersih ini meningkat 56,17 persen dari Rp265,9 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Adapun sepanjang kuartal I/2022, jumlah aset perseroan tercatat meningkat menjadi Rp42,1 triliun, dari Rp41,8 triliun dari akhir 2021.
Jumlah liabilitas perseroan tercatat turun menjadi Rp31,9 triliun di akhir Maret 2022, dari Rp32 triliun di akhir Desember 2021. Sementara itu, total ekuitas perseroan meningkat dari Rp9,78 triliun di 31 Desember 2021, menjadi Rp10,24 triliun di 31 Maret 2022.