Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Heri Sunaryadi Mundur dari Komisaris Independen Integra Indocabinet (WOOD)

Heri Sunaryadi mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai Komisaris Independen Integra Indocabinet (WOOD) pada 19 Mei 2022.
PT Integra Indocabinet yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki pabrik seluas 225.000 meter persegi dengan kapasitas pengiriman barang 25 kontainer 40 per bulan.
PT Integra Indocabinet yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki pabrik seluas 225.000 meter persegi dengan kapasitas pengiriman barang 25 kontainer 40 per bulan.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) mengumumkan pengunduran diri Komisaris Independen Heri Sunaryadi dari jabatannya.

Direktur Utama Integra Indocabinet Halim Rusli menjelaskan dalam suratnya ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/5/2022), Komisaris Independen tersebut telah mengajukan permohonan pengunduran diri pada 19 Mei 2022.

"Selanjutnya, untuk memenuhi  POJK 33/2014, permohonan pengunduran diri Heri Sunaryadi dari jabatannya selaku Komisaris Independen akan diputuskan dalam Rapat umum pemegang Saham Perseroan terdekat," ungkap surat tersebut.

Selain menjabat komisaris di WOOD, Heri Sunaryadi juga menjadi komisaris di empat perusahaan lain, antara lain Komisaris Independen di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), Komisaris PT Merdeka Copper Gold Tbk, Komisaris Independen PT Indo Premier, dan Komisaris PT Sahabat Finansial Keluarga.

Heri mengawali karirnya di Astra Group mulai tahun 1987 hingga 1999, dengan jabatan terakhir sebagai Direktur PT Astra Securities.

Selanjutnya, Heri berkarir di Bahana Group, sebagai Direktur Bahana Securities (1999-2007), Presiden Direktur Bahana Securities (2007-2009), dan terakhir sebagai Direktur Utama Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (2009-2013).

Heri pernah juga menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (2014-2016), Komisaris PT Telekomunikasi Selular (2015-2016), Direktur Utama KSEI (2013-2014), serta Komisaris KSEI (2009-2012). Pada akhirnya, dia diangkat sebagai Komisaris pada RUPS Tahunan KSEI pada 26 Juni 2015.

Heri mempunya hobi unik, yakni berburu surat berharga dari berbagai negara yang belum banyak orang tahu. Saking cintanya kepada pasar modal, pimpinan salah satu Self Regulatory Organization (SRO) di pasar modal itu, gemar berburu efek atau surat berharga dari berbagai negara.

Yang menjadi incarannya, bukanlah efek yang menghasilkan cuan. Pria yang sudah lebih dari 15 tahun berkiprah di dunia pasar modal itu justru mencari saham atau obligasi yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Koleksi surat berharga kebanggaannya adalah obligasi bertajuk Action de Cinq Cents Francs: Canal Interoceanique de Panama. Surat utang itu diterbitkan Pemerintah Perancis untuk membiayai pembangunan terusan Panama. Ketika diterbitkan tahun 1886, obligasi itu memiliki nilai total 300 juta franc.

Heri mendapatkan koleksi berharganya tersebut saat ia berkunjung ke Prancis, beberapa tahun lalu. Heri rela berburu dan menyusuri sudut pasar loak di sepanjang sungai demi mendapatkan obligasi bersejarah itu.

Heri makin gembira, karena obligasi itu bisa ditebus hanya dengan harga 8 euro saja. “Ini luar biasa karena di tahun itu negara lain sudah terpikir untuk menerbitkan surat utang guna membiayai proyek,†ujarnya. Efek pasar modal kuno lain yang menjadi koleksinya adalah obligasi terbitan Pemerintah Jepang.

Nilai sejarah efek itu pun tak kalah memikat yakni instrumen pengumpulan dana Negeri Matahari Terbit untuk membiayai kebutuhan tentaranya saat Perang Dunia II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper