Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan kinerja reksa dana pendapatan tetap membuat perusahaan manajer investasi (MI) melakukan penyesuaian pada produk-produknya guna menjaga kinerja.
Chief Investment Officer STAR AM Susanto Chandra menyebutkan, sentimen peningkatan laju inflasi dan tingkat suku bunga global masih membayangi pelemahan kinerja reksa dana pendapatan tetap. Menurutnya, apabila melihat proyeksi analis global, ekspektasi peningkatan suku bunga global masih akan terjadi sepanjang kuartal II/ 2022.
“Sehingga kami melihat masih akan terjadi potensi penurunan kinerja terhadap reksa dana pendapatan tetap,” katanya saat dihubungi pekan ini.
Meski demikian, menurutnya pelemahan ini membuka peluang bagi investor, terutama yang horizon investasinya jangka panjang. Ia mengatakan, investor jangka panjang dapat masuk secara bertahap ke dalam instrumen ini guna memperoleh kinerja yang optimal.
Adapun, dari sisi strategi STAR AM masih melakukan strategi alokasi dinamis yang saat ini masih ditempatkan pada obligasi dengan kredit rating yang baik dengan durasi pendek untuk meminimalisir volatilitas harga obligasi.
Secara terpisah, Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Surya Putra mengatakan saat ini tingkat volatilitas reksa dana pendapatan tetap cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari tingkat imbal hasil (yield) SUN 10 tahun Indonesia yang sudah mendekati level 7.5 persen.
Baca Juga
“Investor perlu secara cermat mengikuti perkembangan pasar secara menyeluruh dan bisa menyesuaikan durasi portfolio obligasi mereka secara dinamis dan adaptif,” jelasnya.
Guntur melanjutkan, dari awal tahun, pihaknya telah mengantisipasi volatilitas di pasar obligasi. Seiring dengan hal tersebut, Pinnacle menerapkan active duration strategy secara kuantitatif.
“Ini menjadi core strategi dari reksa dana pendapatan tetap kami, yakni Pinnacle Indonesia Bond Fund,” ujarnya.