Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sahamnya Disetop Bursa Setahun, Intip Kondisi Keuangan Sritex (SRIL)

Saat ini pabrik Sritex mencapai utilisasi sekitar 60 persen, dengan utilitas maksimal yang dapat dicapai sekitar 70 persen.
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan telah melakukan suspensi saham emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex selama satu tahun. Suspensi tersebut dilakukan sejak 18 Mei 2021.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Corporate Secretary Sritex Welly Salam menjelaskan kondisi terkini atas kondisi keuangan perseroan. Welly menuturkan saat ini Sritex mengandalkan arus kas internal untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan operasional.

Dia melanjutkan, sepanjang modal kerja terbatas, perseroan tidak dapat mencapai tingkat pesanan sebagaimana jumlah yang dicapai pada masa lalu.

"Agar mencapai operasional normal, hal-hal yang harus dipenuhi yaitu ketersediaan modal kerja yang mendukung, tidak adanya pandemi serta krisis ekonomi," ucap Welly, dikutip Kamis (19/5/2022).

Dengan keterbatasan modal kerja ini, saat ini pabrik Sritex mencapai utilisasi sekitar 60 persen, dengan utilitas maksimal yang dapat dicapai sekitar 70 persen.

Welly melanjutkan, jika perseroan memiliki kemungkinan kecil mendapatkan pendanaan dari perbankan di masa mendatang, Sritex akan memenuhi modal kerja melalui penambahan modal dari pemegang saham, mencari investor strategis, serta melakukan efisiensi.

Sebagai informasi, hingga kuartal III/2021 Sritex mencatatkan rugi bersih sebesar US$924,5 juta hingga September 2021, dengan penjualan yang turun 29,76 persen menjadi US$637,12 juta. Penurunan ini disebabkan karena keterbatasan modal kerja yang tidak mampu mendukung penjualan dan turunnya penjualan entitas anak perusahaan di Singapura.

Sementara itu, total aset Sritex turun 29,19 persen menjadi US$1,31 miliar, dari akhir 2020 sebesar US$1,85 miliar.

Adapun, total liabilitas perseroan bertambah menjadi US$1,56 miliar, dan ekuitas berubah negatif menjadi US$247,69 juta di 30 September 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper