Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gak Cuma Gegara Terra Luna, Ini Penyebab Aset Kripto Anjlok Sepekan Terakhir

Anjloknya pasar aset kripto perlu disikapi investor dengan sikap kehati-hatian.
Ilustrasi token aset mata uang kripto/Freepik
Ilustrasi token aset mata uang kripto/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi pasar aset kripto dalam beberapa waktu terakhir mengalami banyak tekanan sehingga sejumlah cryptocurrency anjlok, bahkan betah berada di zona merah dalam sepekan terakhir.

Pasar aset kripto juga telah diguncang oleh stablecoin algoritmik dari TerraUSD (UST) yang nilainya runtuh dan gagal menjaga persamaan nilai tukarnya terhadap dolar AS. Kemudian, LUNA, aset kripto di jaringan Terra juga kehilangan lebih dari 90 persen dari harga tertingginya.

Dari dalam negeri, aturan pajak aset kripto telah resmi diberlakukan 1 Mei 2022. Ini juga menarik perhatian investor soal potensi industri kripto di Indonesia. Beberapa peristiwa di atas, membuat pelaku pasar mulai memikirkan masa depan dari industri aset kripto secara global maupun nasional. 

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, menyikapi kondisi pasar aset kripto saat ini sebagai siklus yang terkadang naik dan turun. Oleh karena itu pelaku pasar perlu menyikapi kondisi ini dengan tenang dan sikap kehati-hatian.

"Ruang kripto masih merupakan pasar baru di mana pertumbuhan dan siklus bisa naik dan turun. Kondisi penurunan market saat ini, tidak hanya terjadi di kripto saja. Pasar modal pun mengalami hal yang serupa. Inflasi pun relatif tetap mendekati level tertinggi. Tidak pernah ada tempat berlindung yang aman, ketika badai sedang dalam kekuatan penuh," kata Manda dalam keterangan pers, Jumat (13/5/2022).

Manda menambahkan melihat aksi jual yang luas di pasar aset kripto, sepertinya tidak dapat dihindarkan, namun ini bukan saatnya untuk panik. 

"Pasar kripto sebagian besar mulai kembali stabil. Jika pasar modal kembali pulih, diharapkan hal serupa terjadi di kripto," ungkapnya.

Ada ketidakpastian lain yang mengganggu sentimen investor secara bersamaan. Ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, inflasi yang memburuk, masalah rantai pasokan, fluktuasi harga minyak, pertumbuhan yang melambat di China dan kekhawatiran tentang dampak wabah Covid-19 di sana juga berkontribusi terhadap kecemasan.

"Banyak aset telah naik cukup tinggi dalam beberapa bulan dan tahun terakhir, mungkin sampai-sampai mereka diperdagangkan lebih dari yang seharusnya. Saat situasi sangat tidak pasti seperti sekarang, volatilitas pasar selalu lebih tinggi,” katanya.

Manda menambahkan, "drama" yang terjadi saat ini sedang menguji stablecoin algoritmik untuk melihat apakah mereka berhasil atau gagal. Namun, ada banyak sisi baik dari stablecoin dengan konsep yang berbeda. 

"Diharapkan para pengembang proyek kripto dapat menemukan inovasi mutakhir dalam waktu dekat melalui proyek-proyek baru," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper