Bisnis.com, JAKARTA - Peristiwa halving yang terjadi pada Bitcoin sejauh ini hanya berdampak kecil pada harga. Nasib mata uang kripto dinilai lebih berkaitan erat dengan sentimen pasar keuangan dan geopolitik yang lebih luas.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada Selasa (22/4/2024) harga Bitcoin pada pukul 09.04 WIB terpantau berada di level US$66.890,95.
Mengutip Reuters, Selasa (23/4/2024) pandangan tersebut diungkapkan oleh orang di dalam industri kripto. Adapun peristiwa halving telah selesai terjadi pada Sabtu (20/4).
Sebagai catatan, halving merupakan peristiwa yang terjadi dalam empat tahun sekali. Beberapa penggemar kripto menunjuk pada kenaikan harga setelah halving sebelumnya, menandakan bahwa Bitcoin yang menguat usai halving.
Adapun, halving merupakan sebuah perubahan pada teknologi dasar mata uang kripto dan dirancang untuk memangkas laju penciptaan bitcoin baru.
“Peristiwa geopolitik yang terjadi saat ini memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dampak apa pun dari halving. Jadi, hal tersebut akan mengurangi ketegangan antara Iran dan Israel,” jelas pedagang senior di divisi kripto Standard Chartered, Zodia Markets, Mick Roche.
Baca Juga
Kemudian, CEO broker cryptocurrency Austria, Bitpanda, Eric Demuth, mengatakan bahwa bitcoin kini semakin bergantung pada sentimen pasar yang lebih luas dan tidak ada pola aktivitas perdagangan ritel yang jelas sebelum halving.
Lanjutnya, dia berpendapat bahwa kripto sudah sangat mirip dengan saham. Orang-orang yang memperdagangkan saham dan saham teknologi juga sudah menyukai kripto.
Adapun, kegembiraan mengenai persetujuan Negeri Paman Sam untuk ETF Bitcoin spot telah membantu bitcoin pulih dari tahun lalu, dari serangkaian keterpurukan pada 2022.
Ahli strategi pasar global di eToro, Ben Laidler, menuturkan bahwa fokus bitcoin kini adalah pada institusionalisasi.
Laidler kemudian mengatakan bahwa bitcoin didominasi oleh investor ritel. Namun, ia memperkirakan bahwa perubahan peraturan di masa depan dapat memudahkan perusahaan, bank dan bank sentral untuk memiliki bitcoin.
Para regulator juga memperingatkan bahwa bitcoin bersifat spekulatif, berisiko dan pengunaannya terbatas di dunia nyata.
Pasar bitcoin kini juga menanti untuk melihat apakah Komisi Sekuritas dan Bursa AS akan menyetujui ETF Spot untuk mata uang ether. Namun, Demuth dan Roche menuturkan bahwa hal ini bisa memudar.