Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Amblas, Tertekan Sentimen Arab Saudi dan China

Harga minyak global tertekan langkah BUMN Arab Saudi, Aramco, yang memangkas harga dan aksi lockdown di Shanghai, China.
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak global anjlok pada perdagangan Senin (9/5/2022) waktu setempat akibat langkah Arab Saudi memangkas harga dan lockdown China memangkas ekspektasi permintaan.

Mengutip Yahoo Finance, harga minyak turun pada Senin setelah Arab Saudi, eksportir terbesar, menurunkan harga untuk Asia dan Eropa barat laut.

Penguncian yang lebih ketat di China untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 baru, serta tanda-tanda perlambatan ekonomi global yang lebih luas, juga membebani harga minyak.

Harga minyak mentah Brent, standar internasional, turun 5,7 persen menjadi US$105,94 per barel. West Texas Intermediate, patokan AS, jatuh 6,1 persen menjadi US$103,09.

Saudi Aramco, perusahaan minyak negara Arab Saudi, menurunkan harga untuk penjualan di luar negeri untuk pertama kalinya dalam empat bulan. Itu telah menaikkan mereka ke tingkat rekor setelah perang Ukraina mengancam pasokan dari Rusia, yang juga mengirim minyak mentah dalam jumlah besar ke Eropa dan Asia.

Shanghai, kota terbesar di China, pada hari Minggu memperketat penguncian seluruh kota dengan tujuan untuk menghilangkan infeksi virus corona di luar area yang dikarantina pada akhir bulan. Pembatasan pergerakan menghambat aktivitas di ekonomi terbesar kedua di dunia, menurunkan permintaan energi.

Namun demikian, harga minyak internasional masih sekitar $10 per barel lebih tinggi dibandingkan bulan lalu, didorong oleh risiko bahwa Rusia tidak akan dapat menjual sebanyak mungkin produksinya seperti sebelum invasi.

Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka berkomitmen untuk menghentikan penggunaan minyak Rusia secara bertahap. AS dan Inggris sudah melarang impor.

Unjuk rasa persatuan dari negara-negara Eropa dan Jepang, yang masih sangat bergantung pada bahan bakar Rusia, semakin mengisolasi negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper