Bisnis.com, JAKARTA – Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal I/2022, sehingga analis menilai sahamnya layak dikoleksi.
Analis Mirae Asset Sekuritas Emma Almira Fauni menyebut laba bersih kuartal I/2022 JPFA sebesar Rp604 miliar. Meski mengalami penurunan secara year-on-year (yoy) sebesar 29,7 persen, namun secara kuartalan naik 17,1 persen.
"Peningkatan pendapatan kuartal I/2022 dibanding sebelumnya cukup sesuai ekspektasi, didorong oleh rata-rata harga broiler dan DOC yang lebih tinggi di kuartal tersebut,” papar Emma dalam risetnya, Selasa (10/5/2022).
Hal ini juga didukung biaya bahan baku yang lebih rendah, sehingga turut membawa ekspansi margin sementara selama musim panen raya pada Maret-Mei 2022.
Lebih lanjut, penjualan bersih perseroan juga tumbuh 12,9 persen yoy didorong volume penjualan yang semakin meningkat karena mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi.
Sebagai catatan, poultry processing dan consumer products menjadi segmen yang paling besar kontribusinya dalam pertumbuhan pendapatan yakni sebesar 32.8 persen yoy.
Baca Juga
Penurunan dari sisi margin profitabilitas menurut Emma, karena adanya penurunan margin operasi pada kuartal I/2022.
Ke depannya, Mirae memperkirakan harga ayam broiler dan day old chicken (DOC) akan tetap baik pada kuartal II/2022.
“Dengan margin pakan sedikit membaik ,didorong oleh harga jagung yang lebih rendah selama musim panen raya yang kemungkinan akan berlangsung hingga Mei,” imbuh Emma.
Analis mempertahankan estimasi pendapatan perseroan sepanjang 2022 karena meyakini harga bahan baku yang tinggi untuk pakan kemungkinan akan bertahan, sedangkan harga jagung yang lebih rendah mungkin bersifat sementara untuk kuartal I/2022 selama musim panen.
Rating buy JPFA dipertahankan dengan target harga Rp2.000 per saham yang diperoleh menggunakan metode penilaian P/E.
“Kami menetapkan P/E multiple untuk tahun penuh 2022 sebesar 11.0x. JPFA saat ini diperdagangkan pada P/E sebesar 8.0x, dekat dengan -1 SD dari rata-rata historis P/E forward 5 tahun,” tutup Emma.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.